kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

KKP Patok Ekspor Perikanan ke Uni Eropa naik 15%


Rabu, 12 Februari 2014 / 07:10 WIB
KKP Patok Ekspor Perikanan ke Uni Eropa naik 15%
ILUSTRASI. Manfaat Jambu Mede untuk Kesehatan Tubuh


Reporter: Maria Elga Ratri | Editor: Herlina Kartika Dewi

JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berharap ekspor produk perikanan ke Uni Eropa tahun ini bisa meningkat sekitar 15% dari realisasi tahun lalu.

Saut P Hutagalung, Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (PPHP) Kementerian Kelautan dan Perikanan meyakini nilai ekspor tahun ini bisa lebih tinggi dari 2013. Penyebabnya, realisasi ekspor ke Uni Eropa tahun 2013 lebih tinggi dari perkiraan sehingga tahun 2014 akan di atas target lain. "Tahun lalu, semula kami perkirakan sekitar US$ 450 juta, tapi ternyata realisasinya sekitar US$ 500 juta," ujar Saut, Selasa (11/2).

Realisasi ekspor produk perikanan ke Uni Eropa tahun 2013 tumbuh 4,16% ketimbang tahun 2012 yang sebesar US$ 480 juta. Dengan asumsi ekspor perikanan ke Uni Eropa tahun ini tumbuh 15%, artinya target ekspornya sekitar US$ 575 juta. Sebagian besar ekspor produk perikanan Indonesia ke Uni Eropa adalah udang dan tuna. Tapi, selama ini sekitar 70% dari komoditas perikanan yang ekspor ke Uni Eropa masih berupa bahan baku mentah atau gelondongan. "Hanya sekitar 30% yang sudah diolah," kata Saut.

Untuk meningkatkan nilai tambah ekspor produk perikanan, KKP akan mendorong industrialisasi sektor perikanan. KKP juga membuka kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan mutu eksport. Yang terbaru, Indonesia menerima bantuan tenaga ahli dari pemerintah Swiss senilai US$ 4,5 juta. Bantuan ini berupa bantuan teknis untuk peningkatan ekspor perikanan Indonesia.

Bentuknya, kata Saut berupa proyek peningkatan mutu komoditas perikanan Indonesia yang akan berlangsung empat tahun. Tujuannya, agar produk perikanan Indonesia bisa bersaing di pasar internasional. "Bentuk bantuan Swiss bukan berupa uang, tapi berupa tenaga ahli, peralatan, atau jasa," terang Saut.

Beberapa komoditas yang akan dikembangkan adalah lain udang, tuna, rumput laut, patin, bandeng, dan pindang. Agar lebih fokus, kelak hanya tiga komoditas dan lokasi yang akan dikembangkan dalam proyek percontohan. Lokasi yang dipilih berupa kluster atau wilayah terpadu baik dari sisi bahan baku dan fasilitas pengolahan.

Misalnya, di Ambon dan Pelabuhan Ratu untuk komoditas tuna, Sumba Timur dan Lombok Tengah untuk rumput laut, Pulau Jawa untuk bandeng dan patin. Sedang komoditas pindang lokasi yang cocok seperti Sumatra Utara, Lampung, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara Barat.

Secara nasional, sepanjang tahun lalu total nilai ekspor perikanan Indonesia mencapai US$ 4,16 miliar. Tahun ini, KKP menargetkan ekspor produk perikanan naik menjadi US$ 5,6 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×