Reporter: Handoyo | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus memperkuat pengembangan kawasan ekonomi yang berbasis pada perikanan budidaya terintegrasi melalui program Minapolitan. Minapolitan merupakan konsepsi pembangunan ekonomi yang berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan pembangunan.
“Minapolitan perikanan budidaya telah berhasil menjadi embrio munculnya kawasan industri perikanan budidaya baru dan berkembangnya perekonomian daerah. Dan keberhasilan ini menjadi contoh daerah lain yang memiliki potensi serupa, sehingga memberikan dampak yang positif bagi daerah laiinya," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, dalam siaran persnya, Senin (22/9).
Suatu kawasan minapolitan perikanan budidaya memerlukan integrasi sistem dari hulu sampai hilir yang meliputi produksi, pengolahan dan pemasaran yang didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Contoh kawasan minapolitan perikanan budidaya yang berhasil mengintegrasikan seluruh sistem ini adalah kawasan minapolitan di Kabupaten Sumba Timur dengan komoditas rumput laut.
Kabupaten Sumba Timur berhasil membagi kawasan minapolitan menjadi tiga zona yang saling membutuhkan dan menguntungkan satu sama lain, mulai dari sistem produksi, pengolahan dan pemasaran. Sehingga dari suatu kawasan minapolitan sejak tahun 2011, saat ini telah berkembang ke arah industrialisasi perikanan budidaya dengan komoditas utama rumput laut.
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) telah menyusun pemeringkatan kawasan minapolitan berdasarkan tiga kriteria utama yaitu persyaratan administrasi, terjalinnya koordinasi di daerah dan usaha budidaya perikanan budidaya berkembang di kawasan tersebut.
Terdapat 11 Kabupaten/Kota yang masuk pada kategori A yaitu Aceh Tenggara, Agam, Kampar, Muaro Jambi, Musi Rawas, Indramayu, Bogor, Banjar, Sumbawa, Sumba Timur dan Kota Jayapura. Masing-masing daerah tersebut dengan komoditas unggulannya telah berhasil berkembang secara administrative, ekonomis, dan produksi serta mampu menjalankan kordinasi dan sinergi dengan semua sector untuk mengembangkan kawasan minapolitan.
Lebih lanjut Slamet mengatakan bahwa sebagai embrio dari Industrialisasi Perikanan Budidaya, Minapolitan telah memberikan landasan dalam hal pendekatan pengembangan suatu kawasan. Minapolitan sebagai suatu program nasional telah terbukti mampu mendorong terwujudnya sinergi lintas sektoral dalam pengembangan suatu wilayah.
Kawasan yang memiliki potensi ekonomi berbasis perikanan budidaya, dikembangkan dengan melakukan sinergi dan kerjasama dengan Kementerian atau Lembaga Pemerintah lain seperti Kemen PU, PLN, BPN. Tidak ketinggalan adalah bantuan permodalan bagi pembudidaya ikan dari perbankan.
Pengembangan suatu kawasan minapolitan menuju kawasan industrialisasi perikanan budidaya, diharapkan akan dapat meningkatkan produktivitas, nilai tambah produk serta meningkatkan daya saing dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang selaras dengan prinsip blue economy.
“Tentunya, sasaran utama industrialisasi perikanan budidaya adalah untuk peningkatan pendapatan kelompok masyarakat pembudidaya, pengolah, dan pemasar hasil perikanan. Bukti keberhasilan dari industrialisasi adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan tersebut dalam hal ini bersumber dari usaha perikanan budidaya”, kata Slamet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News