Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam menciptakan pengelolaan kelapa sawit yang berkelanjutan, Asian Agri berupaya untuk melakukan pendampingan dengan petani sawit.
Pendampingan petani yang dilakukan Asian Agri terwujud dalam komitmen kemitraan One to One, di mana nantinya luasan lahan petani sama dengan kebun inti yang dimiliki oleh Asian Agri atau sekitar 100.000 ha pada 2018.
Sampai saat ini, Asian Agri mendampingi petani plasma yang mengelola 60.000 ha dan petani swadaya seluas 31.000 ha lahan kebun kelapa sawit.
Fadhil Hasan Direktur Corporate Affairs Asian Agri pun mengingatkan pentingnya pendampingan petani oleh perusahaan.
Pasalnya pengetahuan dan kemampuan petani dalam penerapan praktik berkelanjutan dan akses terhadap berbagai fasilitas seperti transportasi, pupuk dan benih masih minim. Inilah yang menjadi tantangan utama bagi petani untuk meningkatkan pengelolaan perkebunan mereka.
Padahal, petani sawit memiliki peranan penting dalam memenuhi kebutuhan sawit dalam negeri maupun kebutuhan ekspor mengingat perkebunan petani menyumbang produksi minyak sebesar 31%. Apalagi saat ini, petani sawit mengelola 38% dari 12 juta ha luas total lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia.
"Potensi peningkatan produksi perkebunan milik petani adalah hal yang sangat memungkinkan apabila dikelola dengan tepat," Kata Fadhil seperti yang tertera dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (14/3).
Program kemitraan Asian Agri berfokus pada intensifikasi dan kesejahteraan petani untuk mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Terdapat beberapa capaian Asian Agri melalui program kemitraan ini. Beberapa di antaranya disertifikasinya seluruh petani plasma Asian Agri oleh RSPO di tahun 2017.
Petani swadaya mitra Asian Agri melalui Asosiasi Amanah juga merupakan asosiasi petani swadaya pertama di Indonesia yang berhasil meraih sertifikasi RSPO di tahun 2013 dan ISPO di tahun 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News