Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Amailia Putri
JAKARTA. PT Trada Maritime Tbk belum leluasa untuk melakukan ekspansi tahun ini. Hal ini merupakan buntut dari masalah klaim asuransi atas terbakarnya kapal Lentera Bangsa yang belum selesai. Di saat yang sama, perusahaan berkode emiten TRAM ini juga masih terbelit utang yang sudah lewat jatuh tempo.
Kejadian Lentera Bangsa yang terbakar sudah terjadi pada 2011 lalu. Awalnya, manajemen TRAM memperkirakan, klaim asuransi sudah bisa dibayar pertengahan 2012 lalu. Namun, hingga kini, pihak perusahaan asuransi, yaitu PT Dayin Mitra Tbk, tak kunjung membayar klaim. "Klaim masih dalam proses," ujar Sekertaris Perusahan Trada Maritim, Asnita Kasmy, Minggu (9/6). Hanya saja, ia tidak mengatakan secara detail, kapan pihaknya menerima klaim.
Hanya saja, emiten pelayaran ini telah melakukan upaya dengan Dayin Mitra untuk mempercepat penyelesaian klaim. Selain itu, TRAM juga telah menunjuk konsultan, yakni marine consultant dan konsultan legal.
Asnita belum bersedia mengungkap nilai kerugian material perusahaan akibat kejadian tersebut. Termasuk, kesepakatan terkait nilai ganti rugi. Tapi, klaim molor ini membuat TRAM kesulitan membayar utang.
Dua utang TRAM, yakni kepada International Finance Corporation (IFC) dan Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Ltd. Jakarta (BTMU) belum juga dibayar. Padahal, jatuh tempo pembayaran bunga dan pokok utang telah lewat.
Utang TRAM kepada IFC dan BTMU, baik pokok dan bunga jatuh tempo pada November 2012 dan Februari 2013. Jumlah utang ke IFC total mencapai US$ 1,52 juta. Sementara ke BTMU sekitar US$ 2,4 juta.
Kedua utang itu dijamin oleh Kapal Lentera Bangsa. Itu sebabnya, TRAM kesulitan melunasi utang tersebut. Namun, manajemen mengaku, utang tersebut belum gagal bayar (default) atau wanprestasi.
Kemudian, rencana ekspansi yang tertunda tahun lalu pun belum bisa direalisasikan dalam waktu dekat. Ekspansi itu antara lain, akuisisi perusahaan tambang batubara.
Sekedar mengingatkan, TRAM telah menandangani nota kesepahaman dengan perusahaan asal Uni Emirat Arab yaitu Zakia Limited pada akhir 2011.
Zakia Limited merupakan pemilik dari Awesome Coal, perusahaan yang memiliki konsesi batubara di Kalimantan Timur seluas 5.350 hektare (ha). Dalam kesepakatan itu, TRAM bakal membeli obligasi tukar (convertible bond) yang diterbitkan Awesome. Nilainya sebesar US$ 200 juta.
Obligasi tukar ini setara dengan kepemilikan 97% saham di Awesome. Awalnya, aksi korporasi ini diperkirakan rampung di akhir 2012 lalu. Namun, rencana ini lagi-lagi harus kandas akibat proses klaim kapal molor.
TRAM berniat menerbitkan saham baru terbatas (rights issue) untuk mendanai aksi korporasinya itu. Nilainya mencapai US$ 400 juta hingga US$ 600 juta. Dana rights issue itu rencananya juga akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional anak usaha, Hanochem Shipping. Sekedar informasi, Hanochem adalah perusahan patungan TRAM dengan Mitsui OSK Lines (MOL).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News