kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.946.000   -2.000   -0,10%
  • USD/IDR 16.400   -132,00   -0,80%
  • IDX 7.513   -24,87   -0,33%
  • KOMPAS100 1.057   -2,44   -0,23%
  • LQ45 792   -4,39   -0,55%
  • ISSI 255   -0,97   -0,38%
  • IDX30 413   0,98   0,24%
  • IDXHIDIV20 469   1,26   0,27%
  • IDX80 119   -0,45   -0,38%
  • IDXV30 122   0,28   0,23%
  • IDXQ30 131   0,47   0,36%

Klasifikasi gas industri belum tuntas


Kamis, 26 Januari 2012 / 22:25 WIB
Klasifikasi gas industri belum tuntas
ILUSTRASI. Ilustrasi. Buah mengkudu menyimpan banyak manfaat untuk keehatan tubuh.


Reporter: Dea Chadiza Syafina |

JAKARTA. Kementerian Perindustrian akan memprioritaskan alokasi gas bagi industri yang menggunakan gas sebagai bahan baku produksi. Prioritas tersebut dilakukan dengan cara mengklasifikasikan kategori industri, seperti industri yang tidak bisa tergantikan sebagai bahan baku, industri sebagai energi yang tidak bisa digantikan, dan industri yang bisa digantikan.

Keterangan tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur, Panggah Susanto, di Kementerian Perindustrian, Kamis (26/1). Ia yakin, mengklasifikasikan tersebut bisa membantu penentuan jumlah alokasi gas yang diperlukan. "Untuk angka pastinya, akan kami pelajari dan perhitungkan lagi," ungkap Panggah.

Beberapa industri yang tidak bisa mengganti gas sebagai bahan baku adalah industri amonia, urea, dan ethanol. Sedangkan industri yang energinya tidak bisa digantikan oleh lainnya adalah industri keramik dan industri kaca. Karena itu, alokasi berbagai jenis industri tersebut, sedang diperhitungkan dengan saksama. "Kami sedang memperhitungkan berapa yang sudah siap untuk dieksplorasi dan kapan, dan ada penggolongan industri. Kami sedang rencanakan semuanya," Panggah berusaha meyakinkan.

Pasokan gas bagi untuk Kaltim V sudah dipastikan. Sementara itu, pasokan gas untuk Petrokimia II, Pupuk kujang IC dan Pupuk Sriwijaya 2B, masih belum dapat dipastikan, karena tergantung dengan pasokan gas dari blok Cepu. Pasalnya, meski pasokan gas di blok tersebut sudah tersedia, namun operator gas di blok Cepu hingga kini belum jelas.

Meski telah ada penunjukan yaiotu Pertamina, namun perusahaan BUMN itu masih belum definitive. Karenanya, masih banyak rentetan proses yang harus dikerjakan untuk menggarap blok tersebut. Akibatnya, proyek Petrokimia II maupun Kujang IC belum bisa dimulai. “Kalau status blok Cepu belum jelas, proyek belum bisa dimulai. Soal harga tidak masalah dan bisa menyesuaikan. Yang pasti ketersediaan gas-nya ada," sambung Panggah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×