Reporter: David Oliver Purba | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Produsen kabel PT KMI Wire and Cable Tbk memperpanjang produksi kabel saat kondisi ekonomi sedang lesu. Hingga Juni 2015, perusahaan berkode saham KBLI ini telah mencatat kenaikan penjualan 6,43%.
Mengacu laporan keuangan semester I-2015, penjualan KBLI naik menjadi Rp 1,180 triliun ketimbang penjualan pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 1,109 triliun. Kenaikan penjualan berasal dari pelanggan swasta. "Pelanggan swasta kami bertambah," kata Ignatius Iming Sujana, Direktur KMI Wire and Cable Tbk, Selasa (11/8).
Sampai Juni 2015 penjualan KBLI untuk pelanggan swasta naik 6,7% menjadi Rp 959,11 miliar di semester I-2015 ketimbang periode yang sama tahun 2014 lalu yang sebesar Rp 898,87 miliar. Kenaikan penjualan untuk swasta itu berbanding terbalik dengan penjualan kabel untuk pemerintah termasuk untuk PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang justru turun 40,12% di semester I-2015.
Iming bilang, minimnya serapan kabel dari proyek pemerintah karena banyak proyek energi pemerintah belum bergulir. Maka itu, Iming berharap di paruh kedua tahun ini akan ada percepatan proyek pembangunan pembangkit 35.000 megawatt (MW).
Tahun ini, manajemen KBLI membidik penjualan Rp 2,491 triliun atau naik 4,49% dari penjualan tahun lalu Rp 2,384 triliun. Iming berharap, pesanan kabel dari proyek pemerintah atau PLN bisa menorehkan penjualan Rp 578 miliar tahun ini. Adapun harapan penjualan kabel untuk swasta diproyeksikan lebih tinggi lagi, yakni Rp 1,670 triliun.
Saat ini KBLI sudah mengantisipasi jika ada lonjakan permintaan kabel. Pada semester I-2015 lalu, KBLI telah menambah mesin sekaligus tambah produksi kabel listrik aluminium menjadi 20.000 metrik ton (MT) per tahun. Sebelumnya, kapasitas produksi KBLI baru 14.000 MT. Hampir 80% kabel aluminium ini diserap oleh PLN.
Selain mempersiapkan produksi, KBLI juga menyiapkan anggaran untuk memperluas lahan dan bangunan pabrik dengan investasi Rp 49 miliar. Untuk pembelian mesin baru, KBLI mengalokasikan investasi Rp 117 miliar yang diambil dari pinjaman bank dan kas internal.
Selain berharap dari proyek pemerintah, KBLI di semester II-2015 ini berharap mata uang rupiah bisa stabil. "Beban kami naik jika kurs rupiah melemah," ungkap Iming.
Untuk diketahui, KMI memproduksi dua jenis produk. Pertama produk peleburan yang terdiri dari kawat tembaga berkapasitas 15.000 MT per tahun. dan kawat aluminium 12.000 MT per tahun. Kedua, produk kabel terdiri dari kabel listrik tembaga 26.000 MT per tahun dan kabel aluminium 14.000 MT per tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News