Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Komisaris PT Pertamina Hulu Rokan mengunjungi Wilayah Kerja (WK) Rokan, Riau. Dalam kunjungannya, dewan komisaris PHR meninjau lapangan kerja PHR sekaligus melihat langsung fasilitas pemantau sumur-sumur PHR yang terintegrasi secara digital.
Dalam kunjungannya, rombongan dewan komisaris melihat fasilitas Integrated Optimization Decision Support Center (IODSC) dan Stasiun Pengumpul 1 Minas. Fasilitas IODSC merupakan sumber informasi atau 'big data' berkaitan dengan aktivitas sumur dan peralatan yang ada di lapangan kerja yang diperlukan dalam pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
"Fasilitas ini ibarat sebuah kokpit pesawat. Dari fasilitas ini, aktivitas ribuan sumur dan peralatan yang lokasinya tersebar dapat terus dipantau dan dioptimisasi sehingga dapat mengurangi potensi kehilangan produksi minyak dan meningkatkan keandalan operasi," kata Jaffee dalam keterangan resmi, Kamis (2/9).
Jaffee menjelaskan, IODSC memanfaatkan transformasi digital dengan menyimpan pengetahuan dari para ahli dari berbagai bidang dan mengimplementasikannya untuk kinerja sumur dan peralatan. "Data yang dikumpulkan setiap hari di gudang data (data warehouse) dapat dikorelasikan dengan data lain dan diubah menjadi informasi yang bermanfaat," imbuhnya.
Baca Juga: Medco Energi Internasional (MEDC) gencar investasi di sektor energi terbarukan
Dewan komisaris juga ke kawasan Duri untuk meninjau lokasi pengeboran dan lapangan injeksi uap Duri. Sejak alih kelola Blok Rokan pada 9 Agustus 2021, PHR telah mengebor 17 sumur. Sebagian besar diantaranya mampu menghasilkan tingkat produksi yang melebihi target.
Saat ini, kata Jaffee, PHR mengoperasikan 10 rig yang akan bertambah secara bertahap menjadi 16 rig hingga Oktober 2021. PHR menargetkan pengeboran 161 sumur baru periode Agustus hingga Desember 2021. "Kami melakukan berbagai terobosan agar program pengeboran berjalan selamat, andal dan efisien. Seluruh fungsi-fungsi yang ada berkolaborasi sebagai one team untuk mewujudkan tujuan yang sama dalam mendukung ketahanan energi dan produksi nasional,” tegas Jaffee.
Dalam upaya pencapaian target pengeboran, PHR berhasil melakukan efisiensi waktu yang lebih cepat. Keberhasilan tersebut dicapai melalui beberapa terobosan di lapangan, antara lain, memanfaatkan rig pengeboran (drilling rig) sekaligus untuk pekerjaan komplesi, melakukan defensive drilling dengan mengatur drilling parameter di daerah yang berpotensi kehilangan sirkulasi, meningkatkan keandalan peralatan pemboran, dan merencanakan seluruh rangkaian kegiatan secara matang sehingga durasi kegiatan pengeboran lebih efisien, termasuk proses pengadaan barang dan jasa.
Ditambahkan Jaffee, target dan kerja keras PHR merupakan bagian dari upaya pencapaian target produksi minyak yang dicanangkan pemerintah pusat, yakni 1 juta BOPD pada 2030 mendatang. WK Rokan merupakan salah satu tulang punggung utama dalam pencapaian target tersebut.
Selanjutnya: Pertamina NRE targetkan pasang PLTS di 5.000 titik SPBU
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News