Reporter: Epung Saepudin |
JAKARTA. Industri kreatif lokal terkhusus animasi rupanya masih menjadi anak tiri di negeri sendiri. Pasalnya slot tampil animasi lokal di televisi masih secuil dibanding animasi dari luar negeri. Padahal dari sisi kualitas animasi lokal tidak kalah dengan animasi dari luar negeri. Akibat jarang tampil, animasi lokal terkesan tak punya greget.
"Permasalahanya sekarang kami dapatkan frekuensi tayangan animasi lokal di televisi masih sangat kecil. Padahal animasi sudah ada di Indonesia hampir 17 tahun," tegas Denny A. Djoenaid, Ketua Asosiasi Industri Animasi dan Konten Indonesia (AINAKI), di Kantor Departemen Perdagangan, Rabu sore (17/6).
Pihak asosiasi meminta kepada televisi untuk memberi slot lebih terhadap industri animasi lokal. "Kami minta ada ketentuan film animasi lokal bisa tayang dalam satu minggu minimal satu jam," tukas Denny.
Menurutnya industri animasi Indonesia tak kalah dengan negara lain. Peluangnya pun sama bagusnya dengan negara lain. Hanya saja ada keterbatasan sumber daya manusia. Kini, saingan terberat dari industri animasi Indonesia saat ini adalah Vietnam.
Menanggapi keluhan tersebut, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menjelaskan, berbagai departemen kini bergabung untuk pengembangan industri kreatif. Tahun ini, Departemen Perdagangan menganggarkan dana sebesar 60 miliar khusus untuk industri kreatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News