Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus pandemi Covid-19 yang belum usai ternyata masih berdampak negatif pada kinerja PT Megalestari Epack Sentosaraya Tbk (EPAC) di semester I-2021. Tak ayal, penjualan perseroan pun mengalami kontraksi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sebagai gambaran, EPAC mencatatkan penjualan sebesar Rp 78,61 miliar di semester I-2021. Jumlah itu turun 5,93% dari penjualan pada periode yang sama tahun lalu senilai Rp 83,57 miliar.
"Hal ini disebabkan kondisi lockdown atau Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sempat terjadi di semester pertama tahun ini," jelas Corporate Secretary EPAC, Nico Johnson kepada Kontan.co.id, Kamis (23/9).
Lebih lanjut dia menyebut, masih belum berjalannya aktivitas pembelajaran tatap muka (PTM) di paruh pertama tahun ini menjadi faktor lain yang menghambat laju bisnis EPAC di periode enam bulan pertama 2021.
Baca Juga: Begini kinerja Megalestari Epack Sentosaraya (EPAC) di semester I-2021
"Hal ini menimbulkan daya beli masyarakat menurun, terutama pada segmen snack, camilan, biskuit, dan permen yang secara otomatis mempengaruhi atas pemintaan pada produk kemasan EPAC juga menurun," sebutnya.
Tak hanya itu, mobilitas masyarakat yang masih terbatas akibat kondisi pandemi Covid-19 yang berkepanjangan juga turut mendorong penurunan kinerja EPAC di semester pertama lalu.
Sedikit informasi, EPAC memiliki dua lini bisnis kemasan. Pertama, plant Roto Gravure Printing (konvensional) yang melayani long-run printing untuk meng-suport segmen big local company.
Kedua, local company dan digital plant printing untuk melayani short-run printing men-suport segmen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Dengan segmen pasar kemasan untuk produk makanan.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan per 30 Juni 2021, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk EPAC terpantau tumbuh hingga 51,99% menjadi Rp 3,73 miliar dibandingkan dengan laba bersih per 30 Juni 2020 senilai Rp 2,45 miliar.
Selanjutnya: Delapan BUMN disuntik PMN Rp 52 triliun, jatah terbesar untuk Jiwasraya dan jalan tol
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News