Reporter: Amalia Fitri | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan pembentukan konsolidasi rumahsakit BUMN dapat rampung akhir tahun 2020. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, proses konsolidasi rumahsakit ini dimulai dengan konsolidasi rumahsakit milik Pertamina dan Pelni.
"Tahap pertama ini ditargetkan dapat rampung pada Juni 2020 dan kemudian baru dilanjutkan dengan konsolidasi dengan rumahsakit lainnya," kata Erick ditemui di Fairmont Hotel Jakarta, Senin (10/2).
Erick menambahkan, Kementerian BUMN akan melakukan sinergi antara Pelni dan Pertamina. Setelah itu, dilanjutkan dengan PTPN, Pelindo dan lain-lain. Dia berkata, operasional tetap berjalan, tidak menunggu kepemilikan.
Baca Juga: Holding BUMN Farmasi optimistis dapat kuasai pangsa pasar nasional di 2020
Di sisi lain, Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika IHC (Pertamedika), Fathema Djan Rahmat melaporkan jika saat ini total pendapatan seluruh rumahsakit BUMN mencapai Rp 5,6 triliun dengan EBITDA sebesar Rp 510 miliar untuk periode yang berakhir pada 2018.
Dengan adanya sinergi rumahsakit BUMN, seluruh perusahaan BUMN ini diproyeksikan dapat menghasilkan pendapatan sekitar Rp 8 triliun sampai Rp 10 triliun.
Fathema melanjutkan, pihaknya akan menggerakkan tiga tahapan konsolidasi untuk menggabungkan 63 rumahsakit lain yang dimiliki oleh 15 BUMN. Dengan demikian, Pertamedika akan menjadi holding dari seluruh rumahsakit yang ada.
"Fase pertama IHC integrasi dengan Pelni mendekati posisi transaksi. IHC bangun foundation yang lebih kuat dengan ditambahnya 1.250 tempat tidur dengan 590 tempat tidur milik Pelni," Jelas Fathema ditemui di tempat yang sama di Jakarta, Senin (10/2).
Baca Juga: Pemerintah Ingin Bentuk Holding BUMN Rumahsakit, Ini Reaksi Emiten Swasta
Dia berkata, tahap kedua pihaknya akan lebih luas dengan mengintegrasikan kedua rumahsakit ini dengan lima rumahsakit milik BUMN lainnya. Tahap ketiga, Pertamedika mengintegrasikan seluruh rumahsakit yang belum masuk dalam konsolidasi ini dengan total kapasitas 6.500 tempat tidur dari 64 rumahsakit.
Selain itu, berlangsung dengan proses pembentukan holding, seluruh rumahsakit yang dimiliki perusahaan BUMN ini akan memulai proses integrasi bisnisnya terlebih dahulu. "BUMN yang memiliki rumahsakit masih akan memiliki sahamnya. Ada perusahaan nanti dimiliki sahamnya oleh Pertamina, Pelindo, dan lain-lain," pungkas Erick.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News