Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto
Lebih lanjut, terminal kontainer diperkirakan akan mulai dioperasikan oleh operator pada 2024, setelah pembangunan fasilitas infrastruktur dan fasilitas pendukung lainnya siap. Kedua terminal ditujukan untuk kegiatan domestik dan ekspor-impor.
Yukki mengutarakan, lokasi Pelabuhan Patimban yang lebih dekat dengan sentra industri di Provinsi Jawa Barat diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada efisiensi biaya logistik para pelaku industri di Jawa Barat.
"Kelancaran serta kemudahan aksesibilitas, diharapkan dapat mengurai kemacetan di wilayah Tanjung Priok. Selain itu, kata Yukki, Patimban juga diharapkan dapat berfungsi sebagai back up outlet Pelabuhan dan menurunkan tingkat kemacetan di DKI Jakarta dengan memindahkan sebagian lalu lintas angkutan berat ke luar wilayah Ibu Kota," tambahnya.
Baca Juga: Begini kata Kemenhub terkait keinginan Jepang ikut operasikan Pelabuhan Patimban
Yukki menuturkan, dalam penetapan pemenang proyek dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), memastikan konsorsium yang dipimpin oleh CTII dan ILSS akan bertindak sebagai pihak yang akan menjalankan operasi Pelabuhan Patimban sampai dengan berakhirnya kesepakatan masa konsesi.
Pelabuhan Patimban disiapkan untuk dapat menjadi pelabuhan pertama di Indonesia yang modern dengan mengintegrasikan seluruh mata rantai pasok sekaligus menjadi Pelabuhan baru berskala Internasional.
"Pelabuhan Patimban diharapkan dapat menjadi bagian dari pelayanan transportasi dan logistik di Indonesia yang memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat secara umum serta memberikan multiplier effect, yang dapat dinikmati oleh masyarakat sekitar pelabuhan maupun di Provinsi Jawa Barat," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News