Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .
Kemudian, pemerintah nantinya akan melakukan serah terima lahan kepada Trans Bumi Serbaraja sebagai Badan Usaha Pengelola Tol (BUJT) Serpong-Balaraja. Jika serah terima itu rampung baru kemudian bisa dilakukan tender kontraktor utama yang akan membangun jalan tol itu. "Jadi tender konstruksi belum kita lakukan." kata Dhony.
Proses pembebasan dan pembangunan jalan tol tersebut akan difokuskan terlebih dahulu untuk seksi I. Adapun sebagain besar dari seksi sepanjang 9,3 km tersebut merupakan lahan milik Sinarmas Land.
Seperti diketahui, awalnya saat konsesinya dimenangkan Trans Bumi Serbaraja pada 2016, panjang jalan tol itu direncanakan hanya 30 km yang terdiri dari dua seksi. Namun, terjadi perubahan trase pada tahun 2017 sehingga panjangnya menjadi 39,8 km yang dibagi dalam tiga seksi. Pertama dari BSD – Legok (9,3 km), Seksi 2 dari Legok – Curug (10,7 km), dan Seksi 3 menghubungankan Curug – Balaraja (19.8 km).
Perubahan trase tersebut membuat biaya konstruksi dan pembebasana lahan proyek itu menjadi membengkak. Awalnya, dengan perhitungan 30 km, nilai investasinya dihitung hanya sekitar 6,3 triliun.
Lantaran pemmebasan lahan masih dalam proses pembebasan dan penilaian, Dhony belum bisa menyebutkan nilai investasi yang akan digelontorkan untuk pembangunan seksi I. "Karena hasil apraisal belum ada, saat ini belum ada perhitungan biaya pembangunan seksi I," kata Dhony.