kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Konsumsi BBM subsidi tahun 2011 melampaui level yang ditetapkan


Rabu, 04 Januari 2012 / 18:55 WIB
Konsumsi BBM subsidi tahun 2011 melampaui level yang ditetapkan
ILUSTRASI. Varian baru virus corona asal Brasil ditemukan di AS


Reporter: Petrus Dabu | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Realisasi konsumsi BBM PSO 2011 mencapai 41,69 juta kiloliter (KL) atau 103,3% dari kuota APBN-P 2011 yang ditetapkan pada level 40,49 juta KL. Berdasarkan data per 2 Januari 2012 yang belum diverifikasi oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi, realisasi BBM PSO 2011 terdiri dari 25,49 juta KL Premium, 14,49 juta KL Solar, dan 1,69 juta KL Minyak Tanah. Kuota BBM PSO dalam APBN-P 2011 terdiri dari Premium 24,51 juta KL, Solar 14,06 juta KL, dan Minyak Tanah 1,80 juta KL.

“Realisasi BBM PSO 2011 terhadap kuota APBN-P 2011 over sekitar 3,3%. Namun, jika dibandingkan dengan angka estimasi yang disepakati bersama antara Kementerian Keuangan, Ditjen Migas, BPH Migas, dan PT Pertamina (Persero), realisasi tersebut masih on track,” kata Vice President Corporate Communication Pertamina Mochamad Harun dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Rabu (4/1).

Seperti diketahui, beberapa instansi terkait dan Pertamina menyepakati estimasi konsumsi BBM PSO hingga akhir 2011 sebanyak 41,91 juta KL, atau bertambah 1,55 juta KL dari kuota BBM PSO yang habis pada pekan ketiga Desember 2011. Estimasi konsumsi tersebut terdiri dari 25,57 juta KL Premium, 1,70 juta Minyak Tanah, dan 14,64 juta KL Solar. “Akan tetapi realisasi konsumsi hingga akhir tahun, ternyata 220 ribu KL lebih rendah dari estimasi,” katanya.

Enam provinsi dengan kuota BBM PSO terbesar, yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Sumatera Utara dan Banten, mengalami kelebihan kuota paling besar di antara 33 provinsi lainnya. Provinsi Banten mengalami kelebihan kuota 7,2%, DKI Jakarta 6,5%, Jawa Barat 5,2%, Jawa Tengah 4,2%, Jawa Timur 3,8% dan Sumatera Utara 3,3%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×