Reporter: Amailia Putri Hasniawati |
JAKARTA. Tingkat penyerapan karet alam oleh industri dalam negeri masih sangat minim. Pasalnya, dari total produksi nasional, baru 15% yang terserap, sisanya diekspor dalam bentuk raw material.
Hal itu terungkap dalam hasil riset PT Media Data Riset yang dikutip Association of Natural Rubber Producing Countries (ANRPC) tentang Dinamika Industri Agribisnis dan Karet Indonesia Ditengah Persaingan di Pasar Global.
Disebutkan, dari sekitar 2,9 juta ton rata-rata produksi karet alam nasional, hanya 15% atau kira-kira sebesar 435.000 ton yang terserap oleh industri dalam negeri, sisanya yaitu 2,465 juta ton diekspor dalam bentuk karet mentah.
Dari jumlah yang terserap itu, kebanyakan (55%) digunakan untuk industri kendaraan bermotor, sedangkan 17% digunakan untuk memenuhi produksi sarung tangan, benang dan alat kontrasepsi (kondom), serta alas kaki yaitu 11%. Sementara sisanya untuk industri produk karet lainnya.
Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Suharto Honggokusumo mengakui, memang jika dibandingkan negara-negara penghasil karet terbesar lainnya, seperti Thailand dan Malaysia, penyerapan oleh industri di Indonesia terbilang kecil.
"Di Malaysia saja tingkat penyerapan (karet alam) dalam negerinya itu sampai 28 kg per orang, sedangkan indonesia per orangnya setara dengan 3 kg, padahal Indonesia negara penghasil karet terbesar ke dua setelah Thailand dan Malaysia berada di urutan ke tiga" ujarnya di Jakarta.
Selain itu, Suharto juga bilang bahwa seret nya penyerapan disebabkan investasi di sektor pengolahan karet dalam negeri yang minim tersebut disebabkan kurangnya daya dukung pemerintha dalam memperisapkan infrastruktur terkait.
"Akibat minimnya pasokan gas, sudah banyak perusahaan sarung tangan dan indsutri pengolah karet lainnya yang tutup, bagaimana mau penyerapannya tinggi kalau industri yang mengolah juga sedikit " ujarnya di Jakarta, Minggu (7/3).
Jadi tidak heran jika memang penyerapannya masih minim. Menurut data Gapkindo, tingkat penyerapan karet pada tahun lalu sebesar 442.000 ton, lebih kecil dari penyerapan dalam negeri yang terjadi di Malaysia. Total produksi rata-rata karet alam Malaysia sekitar, 800.000 ton, dan yang terserap untuk keperluan domestiknya mencapai 70%, atau sekitar 560.000 ton
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News