kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.904.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

Kontribusi produk label sendiri masih minim


Rabu, 03 Desember 2014 / 10:50 WIB
Kontribusi produk label sendiri masih minim
ILUSTRASI. Manfaat bayam merah untuk kesehatan tubuh.


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Sudah tidak asing lagi bila peritel kini turut menjajakan produk private label alias produk merek sendiri. Meski begitu, produk label sendiri belum memberi kontribusi berarti bagi peritel.

Lihat saja PT Indomarco Prismatama , pengelola Indomaret dan kafetaria minimarket Indomaret Point. Perusahaan ini menjual beragam produk label sendiri, mulai dari makanan ringan, air mineral, beras, gula, sabun, tisu, hingga alat tulis.

Direktur Pemasaran Indomarco Prismatama Wiwiek Yusuf menjelaskan, pihaknya menjual produk merek sendiri karena sejumlah alasan. Pertama, untuk memperkuat citra Indomaret sendiri. Kedua, untuk menggandeng industri kecil dan menengah (IKM) yang tidak kuat bersaing dengan merek yang sudah punya nama. Ketiga, memberi nilai lebih kepada konsumen. Pasalnya, harga produk merek sendiri bisa lebih murah 10% ketimbang produk sejenis karena tidak ada biaya promosi.

Dalam setiap gerai Indomaret, porsi produk label sendiri sekitar 10%. "Kontribusinya terhadap penjualan masih minim, tidak sampai 10%. Tapi kepercayaan konsumen terhadap kualitas produk private label semakin baik," ujarnya  ke KONTAN, Selasa (2/12).

Meski begitu, Indomarco sudah cukup puas dengan pencapaian penjualan produk  label Indomaret dan belum berencana meningkatkannya. Soalnya pihaknya bekerjasama dengan IKM yang terkendala pasokan yang kerap kali tidak stabil. Terutama untuk komoditas beras dan gula.

Senada dengan Wiwiek, Head of External Communication & CSR PT Trans Retail Indonesia Hendrik Adrianto mengakui penjualan produk  merek sendiri di hipermarket Trans Carrefour stabil meski kontribusinya masih kecil. Sayang, dia tidak bisa menyebut prosentasenya.

Hendrik mengaku kesulitan menggenjot penjualan produk label Carrefour mengingat pemasoknya kalangan IKM.  "Prosesnya tidak bisa cepat karena harus kami bina dulu," ujarnya.

Berdasarkan riset Nielsen, pandangan konsumen Indonesia terhadap produk private label membaik. Namun Anil Antony, Direktur Eksekutif Nielsen Indonesia mewanti-wanti peritel mencari strategi pemasaran yang jitu lantaran banyak konsumen yang masih loyal pada satu merek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×