kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.360.000 0,74%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KPK Dorong Reformasi Tata Kelola Pelabuhan Menyusul Soal Kasus Denda Beras Impor


Rabu, 19 Juni 2024 / 19:17 WIB
KPK Dorong Reformasi Tata Kelola Pelabuhan Menyusul Soal Kasus Denda Beras Impor
ILUSTRASI. Juru Bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto


Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama empat kementerian/lembaga lainnya (Bappenas, Kemendagri, Kantor Staf Presiden, Menpan RB) yang tergabung dalam STRANAS PK mendorong reformasi tata kelola pelabuhan.

Juru bicara KPK Tessa Mahardhika Sugiarto mengatakan upaya mendorong reformasi tata kelola pelabuhan itu dilakukan untuk menyederhanakan proses bisnis dan tata kelola melalui layanan pelabuhan secara digital.

"Sebagai salah satu upaya pencegahan korupsi," kata dia dalam keterangannya pada Rabu (19/6/2024).

Baca Juga: Ini Saran Pakar Hukum Perihal Kabar Tertahannya 490 Ton Beras Impor di 2 Pelabuhan

Pernyataan itu disampaikan menanggapi infromasi terkait kasus biaya demurrage (denda) Rp 350 miliar akibat tertahannya beras impor 490 ribu ton di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya.

Dia mengungkapkan birokrasi pelayanan pelabuhan di Indonesia masih rumit dan panjang karena melibatkan unit-unit layanan dari banyak pemangku kepentingan, swasta dan pemerintah, yang tidak terintegrasi.

Untuk itu, menurut dia, Kementerian Perhubungan telah mengedarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Laut tentang Penerapan Pelayanan Secara Penuh (Mandatory) Layanan Single Submision (SSm Pengangkut) Satu Siklus dan Informasi Layanan Manifest Domestik.

"Alhasil dapat mengurangi biaya logistik sekaligus kepastian waktu layanan,” ujarnya

Baca Juga: Kadin Minta Waktu Tambahan Untuk Pemberlakuan Aturan Impor

Untuk diketahui, sekitar 490 ribu ton beras impor Bulog tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Situasi ini memungkinkan munculnya biaya demurrage (denda) yang harus dibayar Bulog sekitar Rp350 miliar.

Timbulnya potensi demurrage ini diduga akibat perubahan kebijakan yang mengharuskan impor menggunakan kontainer, padahal sebelumnya cukup memakai kapal besar.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Soal Kasus Denda Rp 350 M Beras Impor, KPK Dorong Reformasi Tata Kelola Pelabuhan

Selanjutnya: Baru Dua Bulan Menjabat, Ventje Rahardjo Mundur Jadi Komut Bank BJB

Menarik Dibaca: Rupiah Berbalik Menguat di Rp 16.365 per dollar, Simak Prediksi Besok!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×