Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menilai adanya merger antara operator seluler CDMA Flexi dengan Esia berpeluang terjadi penguasaan monopoli pasar CDMA. Tak tanggung-tanggung, dalam hitungan dari Ketua KPPU, merger tersebut bisa menguasai 90% pasar seluler CDMA di Indonesia.
"Pangsa pasarnya itu besar sekali karena bisa menguasai pasar 80 sampai 90 persen," kata Tresna Soemadi, Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) usai melakukan rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI, Senin (10/9). Tresna bilang, pelaku bisnis CDMA di Indonesia tidak banyak dan Esia dan Flexi merupakan dua raja operator CDMA terbesar.
Di luar Esia dan Flexi tersebut terdapat juga operator CDMA yang terancam sudah tidak beroperasi lagi karena melemahnya pasar mereka. “Sisanya itu seperti Star One maupun Fren, itu sangat kecil sekali pasar mereka,” jelas Tresna. Tresna berharap, kedua perusahaan yang akan melakukan merger tersebut segera melapor ke KPPU.
Permintaan Tresna cukup beralasan, karena rencana merger tersebut harus dilaporkan ke KPPU sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 57 tahun 2010 tentang penggabungan atau Peleburan Badan Usaha dan Pengambilalihan Saham Perusahaan. Aturan ini tidak hanya berlaku bagi yang belum melakukan merger, tetapi juga bagi perusahaan yang sudah melakukan merger juga diatur untuk melaporkan diri ke KPPU.
Walaupun terindikasi menguasai 90% pasar jika terjadi merger, namun KPPU belum membuat sikap keputusan atas rencana merger Esia dan Flexi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
