Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
Dia bilang, layanan bunkering ini merupakan bentuk sinergi dan simbiosis mutualisme dalam rangka mendukung program pemerintah dalam mendorong produk-produk Pertamina dan memperkuat energy supply chains di Kawasan Pelabuhan Terintegrasi Krakatau.
“First bunkering ini bukti KIP terus berupaya kembangkan berbagai layanan yang semakin lengkap untuk penuhi kebutuhan pelayaran dan bisnis maritim di Indonesia, terutama di Selat Sunda, sehingga kapal yang lewat dan singgah di Selat Sunda mudah untuk isi bahan bakarnya dan logistic services lainnya,” jelasnya.
Selain bunkering MFO, KIP akan merealisasikan integrated port services dengan melengkapi fasilitas pelabuhannya seperti Port Reception Facility, ship chandler, first emergency call untuk kapal dan ABK terutama di masa pandemi Covid-19, dan crew change,
KIP akan terus berupaya melengkapi layanan pelabuhan Krakatau International untuk menjadi integrated port services. Hal ini dilakukan untuk dapat mencapai target melayani 5.000 kapal pada tahun 2026.
Sementara itu Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga SH C&T Hasto Wibowo mengapresiasi kerjasama yang terjadi dengan KIP, karena hal ini sangat baik bagi terwujudnya kekuatan maritim Indonesia.
Baca Juga: Subholding Sarana Infrastruktur Krakatau Steel (KRAS) akan IPO kuartal I tahun depan
“Sinergi dengan KIP adalah langkah strategis untuk memperkuat Indonesia sebagai poros maritim khususnya di wilayah perairan strategis kita. Dengan hadirnya layanan Pertamina di titik strategis ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi negara serta yang terpenting mampu membuktikan untuk memberikan layanan terbaik di wilayah perairan strategis kita, ke depan, target Pertamina adalah mampu bersaing dengan negara tetangga lainnya dalam jasa layanan bunkering LSFO,” pungkas Hasto.
Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves Basilio Dias Araujo juga mengapresiasi kerjasama yang dilakukan oleh KIP dan Pertamina Patra Niaga sehingga First Bunkring Services ini bisa cepat terealisasikan.
” Kami yakin kerja sama ini dapat meningkatkan penerimaan negara dan keuntungan luar biasa terutama untuk revenue negara, kesejahteraan masyarakat, dan yang terpenting Indonesia siap dan mampu untuk memberikan layanan jasa MFO di wilayah perairan strategis kita," katanya.
Saat ini KIP telah memiliki 17 jetty dengan beberapa fasilitas berstandar internasional, seperti pilotage & towage, mooring-unmooring, stevedoring, jetty management, dan integrated logistics services yang dapat melayani 800 kapal setiap tahunnya.
KIP juga memiliki Continuous Ship Unloader (CSU) berkecepatan 1.300 ton/jam yang terintegrasi dengan gudang (integrated warehouse/IWH) dengan standar food grade. Secara total, KIP dapat melayani 25 juta ton barang curah per tahunnya dengan mengakomodasi kapal besar sampai 200.000 DWT.
Selanjutnya: Catatkan kinerja gemilang di semester pertama, ini kata manajemen Mustika Ratu (MRAT)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News