Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) telah ditunjuk oleh pemerintah untuk menjadi pemasok komponen besi dan baja dalam proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW). Karena keterbatasan kapasitas produksi, PT Krakatau Steel Tbk akan membentuk konsorsium dan menggandeng enam perusahan produsen besi dan baja yang lain.
Dadang Danusiri, Direktur Pemasaran PT Krakatau Steel Tbk mengatakan bahwa pihaknya siap untuk memasok komponen besi dan baja untuk keperluan proyek pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW yang sedang dibangun oleh pemerintah. “Pasokan besi baja profil untuk proyek itu nantinya akan dipasok oleh anak perusahaan kami, PT Krakatau Wajatama,” kata Dadang saat dihubungi KONTAN, Rabu (9/9).
Sebagaimana diketahui, pemerintah mematok proyek kelistrikan 35.000 MW akan dibangun selama lima tahun ke depan. Proyek ini ditargetkan memiliki tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) hingga 40% dalam pengadaan transmisi.
Untuk komponen besi baja, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said berharap seluruh kebutuhan besi baja akan dipasok oleh badan usaha milik negara (BUMN), yakni PT Krakatau Steel Tbk. Sudirman menjelaskan bahwa untuk mencapai kapasitas 35.000 MW, perlu 732 proyek transmisi (75.000 set tower), dengan kebutuhan konduktor aluminium mencapai 301.300 kilometer, 2.600 set travo, dan 3,5 juta ton baja (profil dan pipa luar pembangkit).
Dadang mengatakan bahwa PT Krakatau Steel Tbk telah melakukan analisis bahwa kebutuhan baja yang diperlukan dalam proyek listrik 35.000 MW lebih dari 500.000 ton baja pertahun. Sementara kemampuan kapasitas produksi emiten berkode KRAS tersebut hanyalah 300.000 ton pertahun. “Mau tak mau kami memang harus membentuk konsorsium untuk mengatasi kekurangan itu. Sejauh ini pendekatan sudah dilakukan terhadap lima atau enam perusahaan,” ujar Dadang.
Iip Arief Budiman, Sekretaris Perusahaan PT Krakatau Steel Tbk, mengakui bahwa pihaknya sedang mendiskusikan proyek listrik 35.000 MW dengan para produsen besi dan baja yang tergabung dalam Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia atau Indonesia Iron and Steel Industry Association (IISIA). “Cuma siapa saja yang akan kami ajak dalam konsorsium nanti belum bisa kami publikasikan,” kata Iip saat dihubungi KONTAN, Rabu (9/9).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News