kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Krakatau International Port Mencuil Peluang Pengembangan Bisnis dari Transisi Energi


Senin, 26 September 2022 / 22:37 WIB
Krakatau International Port Mencuil Peluang Pengembangan Bisnis dari Transisi Energi
ILUSTRASI. Pelabuhan?Krakatau International Port di Cilegon, Banten.


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) atau dikenal sebagai Krakatau International Port mencuil peluang pengembangan bisnis dari transisi energi. KBS menyiapkan empat business case dalam transisi energi sekaligus mengantisipasi krisis energi saat ini.

CEO Krakatau International Port, Akbar Djohan membeberkan, empat pendekatan bisnis itu meliputi tawaran solusi bagi pelaku usaha pelabuhan dalam krisis dan transisi energi, eksplorasi inovasi dengan dukungan teknologi yang lebih maju, dan penyediaan aplikasi elektrifikasi berbagai perlengkapan.

"Kemudian, ada kebijakan dan strategi bisnis yang fokus pada penguatan trafik kapal dan peralatan", ujar Akbar dalam siaran pers, Senin (26/9).

Baca Juga: Begini Strategi Pertamina Trans Kontinental Dukung Pasokan LPG dan BBM

Akbar menambahkan, KBS terus  berupaya mengimplementasikan green energy, yang juga sebagai dukungan agenda pemerintah. Seperti diketahui, Indonesia memiliki roadmap bebas karbon tahun 2060 serta Rancangan Undangan-Undangan Energi Baru Terbarukan (RUU EBT) yang menjadi prioritas pembahasan di parlemen.

KBS juga memiliki tiga agenda untuk mendukung efisiensi Bahan Bakar Minyak (BBM) kapal melalui share side connection, pengendalian pencemaran melalui port reception facilities, serta upaya mengurangi emisi dengan renewable energy.

"KBS terus membenahi diri dan bertransformasi menjadi pelabuhan internasional yang ramah akan transisi energi. Kami memfokuskan tiga agenda utama dalam upaya transisi tersebut," imbuh Akbar.

Baca Juga: Lepas PTRO, INDY Akan Fokus di Energi Baru dan Terbarukan

Direktur Perencanaan & Pembangunan Infrastruktur EBTKE Kementerian ESDM RI, Hendra Iswahyudi menekankan perlunya keterlibatan semua pihak dalam melakukan transisi energi menuju pemulihan dan produktivitas berkelanjutan. 

Menurut Hendra, transisi energi menuju EBT merupakan upaya untuk menjamin ketersediaan energi. Sekaligus memperhatikan perlindungan dan keberlanjutan lingkungan dengan harga terjangkau dalam jangka panjang.

"Perlu sekali adanya sinergi dan kolaborasi untuk mendukung percepatan pengembangan EBT di Indonesia dari semua pihak. Kami juga saat ini melakukan program pengembangan EBT dan program pendukung," ungkap Hendra.

Sejalan dengan itu, Hendra juga menekankan perlunya penguatan regulasi. Hal ini penting untuk dapat menghasilkan regulasi komprehensif serta menciptakan iklim pengembangan EBT yang adil dan berkelanjutan.

Baca Juga: Kembangkan pelabuhan, Krakatau Bandar Samudera gandeng Melchers Melindo

Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Anggawira menyoroti tiga kunci penting mengakselerasi transisi energi. Meliputi  pengembangan EBT, phasing out PLTU, dan percepatan kendaraan listrik.

"Kita bersyukur KBS sebagai salah satu pelabuhan internasional sudah memulai proses transisi energi, dengan penggunaan panel surya," imbuh Anggawira.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi dan Batubara (Aspebindo), Fathul Nugroho mengungkapkan, pengembangan EBT saat ini memberikan sumbangsih positif pada GDP Indonesia.  Sebagai gambaran, saat ini bauran EBT sebesar 11,9 % (11.157 MW) dengan target peningkatan menjadi 12,5%.

"Kami sebagai pelaku usaha mengapresiasi KBS yang sedang bertransformasi menjadi Green Port. Harapannya ini dapat menjadi contoh", tandas Fathul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×