kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Krakatau Steel (KRAS) Berencana Operasikan Fasilitas Blast Furnace pada Tahun Depan


Kamis, 17 Februari 2022 / 22:00 WIB
Krakatau Steel (KRAS) Berencana Operasikan Fasilitas Blast Furnace pada Tahun Depan


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) bakal menggandeng sejumlah mitra untuk kembali mengoperasikan fasilitas blast furnace di Cilegon, Banten. Direktur Pengembangan Usaha KRAS, Purwono Widodo menjelaskan, KRAS perlu membangun/menambahkan fasilitas basic oxygen furnace (BOF) dalam rantai produksi slab baja untuk membuat produksi menjadi lebih efisien dan sesuai dengan keekonomian.

Hanya saja, KRAS sedang dalam proses restrukturisasi utang sehingga membutuhkan bantuan mitra untuk pengadaan fasilitas tersebut. “Bentuk kerja samanya seperti apa kita sangat terbuka, apakah dengan pembentukan sister company, apakah joint operation, apakah sewa, itu semuanya sedang kita jajaki. intinya tujuan utamanya adalah kita melakukan reaktivasi,” ujar Purwono kepada Kontan.co.id (17/2).

Proyek Blast Furnace Complex terdiri dari 4 pabrik utama terintegrasi, yaitu sinter plant, coke oven plant, blast furnace plant, dan hot metal treatment plant. Fasilitas tersebut memiliki kapasitas produksi 1,2 juta ton per tahun dengan produk hot metal sebagai produk utamanya, fasilitas ini juga bisa menghasilkan pig iron

Menurut alur produksi yang ada, output berupa baja cair atau hot metal yang dihasilkan oleh fasilitas Blast Furnace Complex selanjutnya dikirim untuk diproses di fasilitas KRAS lainnya untuk kemudian diolah menjadi slab baja. 

Baca Juga: Bidik Pertumbuhan Ekonomi 5,9% pada 2023, Sektor Ini yang Akan Digenjot

Proyek Blast Furnace Complex sendiri sejatinya sudah pernah beroperasi pada pertengahan tahun 2019 silam. Hanya saja, pengoperasian fasilitas tersebut kemudian dihentikan pada Desember 2019 gara-gara ongkos produksi yang tinggi.

Hal ini lantaran perbedaan antara asumsi biaya gas dan listrik saat proyek Blast Furnace Complex hendak digarap beberapa tahun sebelumnya dengan biaya gas dan listrik saat Blast Furnace Complex dioperasikan pertengahan tahun 2019 lalu. 

Walhasil, slab baja yang dihasilkan dari hot metal hasil fasilitas Blast Furnace Complex itu menjadi lebih mahal dibanding slab baja di pasaran. “(Slab yang dihasilkan) lebih mahal dibandingkan jika kita beli dari luar, bukan produksi sendiri,” tutur Purwono.

Purwono berujar, kehadiran fasilitas basic oxygen furnace dalam rantai produksi slab baja akan membuat produksi menjadi lebih murah dan sesuai dengan keekonomian. Berdasarkan estimasi terakhir, investasi fasilitas basic oxygen furnace diperkirakan sekitar US$ 400 juta.

Saat ini, sudah ada beberapa calon mitra potensial calon mitra potensial dari China dan dalam negeri yang telah melakukan diskusi dengan KRAS dan menyatakan minatnya untuk terlibat dalam proyek reaktivasi ini.

Baca Juga: Astra Otoparts (AUTO) Sesuaikan Target Kinerja dengan Industri Otomotif Nasional

“Ada sekitar 5 calon potensial yang sudah melakukan kontak sudah melakukan diskusi kemudian mereka serius, serius itu ditandai dengan kita menandatangani yang disebut dengan perjanjian kerahasiaan, NDA (non disclosure agreement). ” ujar Purwono.

Target KRAS, KRAS sudah bisa mendapatkan mitra dan menyepakati perjanjian kerja sama dengan mitra pada kuartal II tahun 2022 ini. Purwono memproyeksi, fasilitas blast furnace akan kembali beroperasi pada tahun 2023 mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×