Reporter: M Imaduddin | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - BANTEN. PT Krakatau Steel Tbk terus berupaya meningkatkan produksinya. Hal ini tidak lepas dari permintaan Kementerian Perindustrian (Kemperin) untuk memproduksi baja sebanyak 10 juta ton per tahun. Padahal, emiten berkode saham KRAS ini hanya memiliki kapasitas produksi sebesar 4,6 juta ton per tahun.
Direktur Utama Krakatau Steel, Silmy Karim menjelaskan sejatinya Krakatau Steel hanya tinggal meningkatkan kapasitas produksi sebanyak 3 hingga 4 juta ton lagi.
Hal itu karena jika ditambah dengan anak usaha hasil kongsinya dengan industri baja asal Korea Selatan, Pohang Iron and Steel Company (POSCO) yakni PT Krakatau Posco, punya kapasitas produksi tambahan sehingga saat ini Krakatau Steel memiliki total kapasitas produksi baja sebesar 6 hingga 7 juta ton per tahun.
"Tergantung dari jenis produk, tapi dengan menambah kapasitas produksi Krakatau Posco, antara 6 sampai 7 juta ton. Jadi untuk 10 juta kita tinggal tambah 3 sampai 4 juta ton lagi dan realisasinya mungkin sekitar empat tahun lagi," jelas Silmy, Senin (4/3) siang.
Lebih rinci, Silmy mengatakan beberapa fokus hasil produksi di berbagai pabrik. Sekitar 3 juta ton baja ada di blast furnace, sedangkan 4 juta ada di Hot Rolled Coils (HRC) atau baja canai panas, dan tambahan 1 hingga 2 juta ton ada di Cold Rolling Mill (CRM). "Banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan, dari industri hulu ke hilirnya," katanya.
Selain mengandalkan kongsi lama, emiten berkode saham KRAS itu juga berencana menjalin kongsi baru di tahun ini. Kali ini dengan BUMN, namun belum diketahui apa perusahaannya karena masih dalam proses penjajakan.
Kendati begitu, KRAS optimis perusahaan joint venture tersebut akan mulai berjalan pada semester dua tahun ini. "Sementara dengan BUMN, kami akan punya joint venture untuk produk besi beton atau baja tulangan," tutur Silmy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News