Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS) sedang gencar mengembangkan pasar ekspor. Strategi ekspansi bisnis ini dilakukan sembari mempercepat restrukturisasi utang untuk menyehatkan fundamental keuangan dan keberlanjutan usaha.
Dalam menggenjot ekspor, aksi terbaru dilakukan KRAS pada pengujung bulan lalu. Melalui anak usahanya, PT Krakatau Baja Industri (KBI), KRAS melakukan ekspor perdana produk Cold Rolled Coil (CRC) ke Spanyol dengan volume 54.247 ton, yang menjadi rekor volume ekspor terbesar untuk produk CRC bagi Krakatau Steel Group.
Direktur Utama Krakatau Steel, Akbar Djohan mengungkapkan bahwa Spanyol dan negara Eropa lainnya merupakan pasar potensial, sehingga KRAS berupaya untuk terus meningkatkan jumlah pengiriman. Akbar melanjutkan, sepanjang tahun ini, KBI telah menggelar ekspansi pasar ekspor ke sejumlah negara.
Baca Juga: Krakatau Steel (KRAS) Lakukan Pelunasan Utang Lebih Cepat
Ekspor tersebut antara lain menyasar pasar Amerika Serikat, Polandia, Belgia dan Portugal.
"Krakatau Steel berkomitmen mendorong hilirisasi melalui KBI menggenjot pasar ekspor produk baja bernilai tambah tinggi, yang banyak digunakan di berbagai sektor industri," ujar Akbar kepada Kontan.co.id, Selasa (7/10/2025).
Akbar menegaskan, fokus utama produsen baja Plat Merah ini tetap berada di pasar domestik, sejalan dengan upaya memperkuat posisi di sektor hilir industri baja nasional. Dus, porsi ekspor KRAS masih relatif kecil.
Meski begitu, Akbar mengatakan bahwa kinerja ekspor KRAS menunjukkan tren peningkatan. Hal ini sejalan dengan langkah ekspansi pasar global yang mulai KRAS jalankan secara bertahap.
Pada semester kedua dan menatap kuartal terakhir 2025, Akbar optimistis kinerja KRAS akan membaik. Keyakinan ini didukung oleh peningkatan utilisasi pabrik, perluasan pasar ekspor, serta berbagai langkah strategis seperti efisiensi biaya operasional dan percepatan restrukturisasi keuangan.
"Melalui langkah-langkah tersebut, diharapkan pendapatan dapat terus tumbuh, sementara kerugian bersih berangsur menurun pada akhir tahun 2025," ungkap Akbar yang juga menjabat sebagai Ketum Umum Asosiasi Industri Besi & Baja Indonesia atau Indonesia Iron & Steel Industry Association (IISIA).
Salah satu peluang yang tengah dibidik adalah program pemerintah untuk pembangunan tiga juta rumah rakyat. Proyek besar ini diperkirakan akan menyerap baja dalam jumlah signifikan dan menjadi momentum penting bagi penguatan industri baja dalam negeri.
Di sisi lain, Akbar menyoroti hilirisasi yang akan membuka peluang besar untuk memperluas rantai nilai produk baja sekaligus menciptakan pasar domestik yang lebih kuat.
“Sinergi dengan sektor perkapalan, militer, transportasi, hingga program pembangunan perumahan rakyat akan menjadi motor baru pertumbuhan industri baja nasional,” kata Akbar.
Program Perbaikan dan Restrukturisasi
Secara korporasi, Akbar menjelaskan Krakatau Steel Group mengusung tiga inisiatif dalam program pernaikan kinerja.
Pertama, membangun bisnis core steel yang berkelanjutan dengan melakukan penguatan pada fasilitas produksi Hot Strip Mill (HSM) dan Cold Rolling Mill (CRM), sembari melakukan efisiensi biaya menyeluruh untuk meningkatkan daya saing.
Kedua, melakukan pengembangan bisnis infrastruktur dan hilir (downstream), di antaranya pengembangan kawasan industri dan fasilitas penunjang hingga optimalisasi hilirisasi produk baja.
Ketiga, restrukturisasi keuangan, di antaranya dengan dukungan pendanaan modal kerja dari Danantara hingga restrukturisasi utang.
Terkait restukturisasi, KRAS telah mengumumkan penyelesaian kewajiban dipercepat dengan keringanan atas utang restrukturisasi. KRAS telah memperoleh persetujuan tertulis dari seluruh bank restrukturisasi, yang merupakan empat bank swasta.
Nilai total kewajiban yang dilunasi KRAS sebesar Rp 248,24 miliar dan US$ 159,06 juta. Selanjutnya, KRAS membayarkan kepada empat bank swasta tersebut sebesar Rp 49,64 miliar dan US$ 31,81 juta. KRAS memperoleh keringanan pokok sebesar 80%.
Selain memperoleh keringanan pokok utang restrukturisasi, KRAS juga mendapatkan penghapusan atas utang bunga serta denda bunga & pokok sebesar Rp 112,92 miliar dan US$ 18,75 juta.
Efektifnya penyelesaian kewajiban dipercepat dengan keringanan atas utang restrukturisasi ini akan menurunkan utang KRAS hingga US$ 174,29 juta dari total utang restrukturisasi sebesar US$ 1,39 miliar (kurs Rp 16.300).
Jumlah tersebut setara dengan penurunan utang hingga 12,5%. Corporate Secretary Krakatau Steel, Fedaus mengatakan bahwa penurunan outstanding utang restrukturisasi akan menurunkan beban bunga serta meringankan tekanan cashflow KRAS di masa depan.
"Transaksi ini merupakan bagian dari transformasi menyeluruh yang dilakukan oleh Perseroan, sekaligus mencerminkan dukungan perbankan terhadap keberlanjutan dan prospek bisnis baja nasional," ungkap Fedaus dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Selasa (7/10/2025).
Selanjutnya: Indonesia Tantang Saudi Arabia di Kualifikasi Piala Dunia 2026: Siap Cetak Sejarah!
Menarik Dibaca: Eastspring Indonesia Luncurkan Reksadana Eastspring Syariah Income Global Mixed Asset
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News