kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Krisis Hantam Penjualan Mobil Premium


Senin, 03 November 2008 / 07:03 WIB
Krisis Hantam Penjualan Mobil Premium


Reporter: Abdul Wahid Fauzie |

JAKARTA. Krisis Amerika yang berimbas ke Indonesia rupanya memangkas penjualan mobil premium pada Oktober 2008. Penurunan ini terjadi akibat banyak konsumen yang mengalihkan konsumsinya dari premium ke non premium.

Diantaranya, Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) mobil premium yang sudah merasakan dampak krisis ini adalah PT Mercedes Benz. Buktinya, pada Oktober penjualan mobilnya turun dari 245 unit pada September menjadi 130 unit. "Penjualan Mercy turun 47%," kata Direktur Marketing PT Mercedes Benz Yuniadi H Hartono, Kamis (30/10).

Menurut Yuniadi, penurunan penjualannya ini akibat dampak krisis yang juga melanda Indonesia. Sebabnya, para konsumen melakukan penundaan pembelian akibat terganggunya keuangan. Bukan hanya itu, anjloknya penjualan memunculkan indikasi pengalihan konsumsi dari mobil premium ke non premium.

Walau penjualannya turun, namun Mercy masih optimis targetnya akan tercapai yakni 2.400 unit. Sebabnya, sejak Januari hingga Oktober ia telah membukukan penjualan sebanyak 2.200 unit. Artinya, dalam waktu tiga bulan kedepan Mercy tinggal membukukan penjualan sebanyak 200 unit lagi. "Kami masih yakin target akan tercapai," katanya.

ATPM lain yang penjualannya ikut terkoreksi adalah PT Garuda Mataram Motor (GMM) alias Audy. Direktur Utama PT GMM Susilo Darmawan membenarkan jika penjualannya pada Oktober terpangkas sebesar 20% hingga 30% dari 15 unit perbulannya menjadi 12 unit. "Penjualan Audy juga terkoreksi," paparnya.

Susilo bilang ada beberapa konsumen yang menunda pembeliannya. Para konsumen itu menunggu kondisi ekonomi mulai membaik. Sebabnya, para pembeli mobil premium ini adalah para pemain saham dan valas. "Mereka sudah menyerahkan uang muka, kalau kondisinya membaik, mereka akan melanjutkan pembeliannya," tuturnya.

Sayang, Corporate Communications Director PT. BMW Indonesia Helena Abidin masih enggan mengatakan tentang penjualan mobilnya pada Oktober. "Hingga saat ini masih dalam penghitungan, kami belum bisa menjawab," katanya singkat.

Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Freddy Soetrisno mengatakan kondisi ekonomi yang sulit ini akan membuat konsumen mangalihkan produknya ke mobil premium. "Oktober, penjualan mobil premium memang sudah mulai terkoreksi," katanya tanpa mau menjelaskan detail.

Namun, Freddy mengatakan penurunan pembelian mobil premium ini tidak akan banyak memperngaruhi penjualan mobil nasional. Sebabnya, pasar mobil premium hanya sebesar 200 unit hingga 300 unit setiap bulannya. Hal ini disebabkan harga mobil premium yang sangat menjulang mulai dari Rp 700 juta hingga miliaran rupiah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×