Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Krisis keuangan Yunani berpotensi mengganggu ekspor produksi tekstil dan alas kaki Indonesia. Negeri seribu dewa tersebut menjadi salah satu tujuan ekspor tekstil dan sepatu Tanah Air.
"Ekspor kami ke Yunani memang kecil. Tapi keuangan macet Yunani itu bisa berdampak ke negara-negara lain. Bisa ganggu permintaan ekspor negara Uni Eropa lain," ujar Binsar Marpaung, Sekretaris Jenderal Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) di sela-sela acara pameran Gelar Sepatu, Kulit dan Fesyen 2015, di Jakarta Convention Center, Rabu (1/7).
Ia mengatakan ekspor industri ke Uni Eropa ke lebih dari 30 negara. Ekspor ke Uni Eropa setara dengan 35% dari total ekspor alas kaki dari 2014 sebesar US$ 4,5 miliar. Ekspor kedua terbesar ke Amerika Serikat setara dengan 25% dari total ekspor alas kaki.
Ernovian Ismy, Executive Secretary Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengatakan bahwa krisis Yunani juga berpotensi mengganggu ekspor tekstil dan produk tekstil Indonesia ke Uni Eropa. "Ada potensi ganggu ekspor kami secara keseluruhan ke Uni Eropa," ujar Ernovian.
Ekspor TPT tahun lalu sekitar US$ 12 miliar. Tahun ini diperkirakan akan sama seperti tahun lalu atau tumbuh menjadi US$ 13 miliar.
Saat ini TPT Indonesia ekspor ke 48 negara di dunia. Rinciannya ke wilayah Amerika Serikat sebesar 36% dari total ekspor, Eropa 16% dari total ekspor, Jepang 7%, Asia Tenggara 7%, dan Timur Tengah 23%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News