Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Mendatangkan KRL dari Jepang jelas lebih murah ketimbang memesan dari PT Industri Kereta Api (Inka). Selain pertimbangan harga, proses pengiriman KRL berusia 20 tahunan dari Jepang lebih cepat ketimbang menunggu pembangunan KRL oleh Inka.
"Namun, mulai 2012 kami akan menghentikan impor kereta bekas. Karena aturannya menentukan seperti itu," kata Direktur Utama KCJ Bambang Wibiyanto.
Asal tahu saja, sepuluh kereta rel listrik (KRL) seri 7.000 bagian pembelian tahap pertama PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) dari Tokyo Metro, Jepang telah datang petang kemarin (21/4). KCJ membutuhkan waktu sekitar tiga minggu untuk melakukan uji kelayakan atas KRL bekas tersebut, sebelum Kementerian Perhubungan menerbitkan sertifikasi layak jalan.
Sekedar informasi, KRL seri 7.000 memiliki spesifikasi panjang badan 20 meter dengan lebar 3 meter dengan badan terbuat dari aluminium. KRL digerakkan menggunakan listrik DC 1.500 Volt dan dilengkapi dengan pendingin udara serta berkapasitas 50 tempat duduk. Namun, mampu mengangkut sampai 144 penumpang jika ada yang bersedia untuk berdiri. KRL itu mampu melaju sampai 110 km per jam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News