kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Kuartal I 2023, Pendapatan Solusi Bangun (SMCB) Naik Tipis di Tengah Pasar yang Lesu


Senin, 01 Mei 2023 / 11:54 WIB
Kuartal I 2023, Pendapatan Solusi Bangun (SMCB) Naik Tipis di Tengah Pasar yang Lesu
ILUSTRASI. Proses pengerjaan perbaikan jalur TransJakarta Koridor 1 menggunakan SpeedCrete. Meski pasar semen domestik lesu, Solusi Bangun Indonesia (SMCB) catat kenaikan pendapatan di kuartal I-2023.


Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) membukukan pendapatan sebesar Rp 2,92 triliun pada kuartal I-2023. Pendapatan tersebut tumbuh tipis dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 2,90 triliun.

Sedangkan jika ditelaah dari sisi volume penjualan semen dan terak, SMCB mencatatkan volume penjualan sebesar 3,14 juta ton atau lebih rendah ketimbang kondisi pada kuartal I-2022 yang mencapai 3,38 juta ton.

Direktur Utama Solusi Bangun Indonesia, Lilik Unggul Raharjo, menyatakan bahwa volume penjualan semen dan terak perseroan mengalami penurunan 8% menjadi 3,1 juta ton selama kuartal I-2023.

Kondisi tersebut didorong oleh tingginya inflasi yang turut mengakibatkan kenaikan harga komoditas, yang berkontribusi pada penurunan permintaan pasar semen domestik hingga terkontraksi -6,5% jika dibandingkan kuartal pertama tahun 2022.

Baca Juga: Holding BUMN Danareksa Pamer Keunggulan dan Promosi Kawasan Industri di Jerman

"Meski pasar domestik terkontraksi, sinergi pengelolaan pasar dan harga yang dilakukan bersama SIG selaku induk usaha, membantu SMCB mempertahankan profitabilitas dan mencatatkan peningkatan pendapatan menjadi Rp 2,92 triliun," ungkap Lilik, dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id pada Minggu (30/4). 

Dia melanjutkan, SMCB juga mengalami penurunan laba periode berjalan sebesar 16% menjadi Rp 149 miliar selama periode tiga bulan pertama tahun ini. 

Kondisi tersebut dikontribusi oleh peningkatan beban pokok pendapatan akibat tingginya biaya energi khususnya batubara, dan naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) untuk proses distribusi. 

Tingginya biaya energi dan tantangan penurunan emisi karbon dinilai dapat menjadi peluang industri semen untuk mengarahkan pembangunan lebih berkelanjutan. Terlebih dengan adanya dukungan pemerintah untuk optimalisasi penggunaan bahan bangunan ramah lingkungan akan membantu terjadinya perubahan cara membangun. 

Dalam menjalankan operasional yang efisien dan ramah lingkungan, SMCB menjalankan beberapa program dekarbonisasi. 

Baca Juga: Di HM 2023, Industri Lokal Unjuk Teknologi Modern Bidang Permesinan dan EBT



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×