Reporter: Femi Adi Soempeno, Bloomberg |
MUMBAI. Menurut F.O. Licht, harga raw sugar kemungkinan akan terjungkal di kuartal keempat seiring dengan banyaknya panenan dari India dan Brasil, dua negara penghasil gula terbesar di dunia. Dus, suplai gula dunia akan surplus.
Kontrak gula di New York kemungkinan akan anjlok antara 13 sen hingga 15 sen per pound antara Oktober hingga Desember 2010. Hal ini ditegaskan oleh Stefan Uhlenbrock, Analis Ratzeburg, Jerman.
Maret lalu, F.O. Licht memperkirakan defisit global sebesar 7,9 juta metrik ton pada tahun gula per 30 September 2010 akan beralih menjadi surplus sebesar 5 juta metrik ton pada musim berikutnya.
Bulan lalu, Fortis Bank Nederland dan VM Group juga memprediksi bahawa akan terjadi surplus gula di dunia mulai Oktober 2010 mendatang seiring dengan petani tebu yang memanen hasil lahannya. Dus, harga gula yang rendah bakal dinikmati oleh konsumen; namun menggerus laba penggilingan gula.
"Tahun depan, produksi gula global akan menjadi lebih baik dan permintaan ekspor akan tinggi," kata Amol Tilak, Analis Kotak Commodity Services Ltd.
Kontrak raw sugar di ICE Futures di New York telah tersurung 32% sejak menyentuh level 13 sen pada 7 Mei 2010 silam; level yang paling rendah dalam tahun ini ditengah spekulasi permintaan dari China dan Indonesia akan meningkat.
Stok gula dunia diprediksikan akan memenuhi 32,7% konsumsi global; atau setara dengan 119 hari untuk periode per 30 September. Angka tersebut terbilang kecil jika dibandingkan dengan stok untuk 139 hari pada tahun lalu, dan 170 hari pada 2 tahun silam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News