Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Estika Tata Tiara Tbk (BEEF) menilai bisnis ternak sapi saat ini kurang menguntungkan. Oleh karenanya, perusahaan lebih memilih memelihara sapi untuk dipotong sendiri dan pesanan dari pelanggan.
Pasalnya, selama ini BEEF memasok sapi hidup dari Australia. Adapun sapi hidup hampir 100% ex Australia baik yang diimpor langsung maupun dibeli dari perusahaan penggemukan lainnya.
Direktur Utama BEEF Yustinus Sadmoko menjelaskan, setelah manajemen perusahaan menganalisis tingkat profitabilitas pemeliharaan sapi beberapa waktu yang lalu, ternyata saat ini bisnis ternak sapi dalam posisi kurang menguntungkan.
Baca Juga: Menjelang perayaan Idul Adha, penjualan sapi kurang moncer
"Sehingga lebih baik kami pelihara sapi untuk dipotong sendiri," kata dia kepada Kontan.co.id, Senin (20/7).
Lebih jelas, dia menyebut bahwa margin memelihara sapi tidak sesuai ekspektasi karena ada selisih kurs yang agak besar meskipun ada prospek dari kebijakan penghapusan bea masuk dari Australia.
Namun, Negeri Kanguru menanggapi kebijakan tersebut tidak sesuai harapan. Yustinus bilang, eksportir malah menaikkan harga sapi hingga 20% sehingga tidak memberikan dampak tambahan keuntungan bagi pengusaha dalam negeri.
"Jadi kami putuskan, sampai nanti bisnis sapi sudah tingkat profitabilitas normal, kami akan mulai mengisi lagi," ujar Yustinus.
Dalam laporan keuangan BEEF di kuartal I 2020 tercatat, aset biologis menyusut 70,25% year on year (yoy) menjadi Rp 32,87 miliar dari sebelumnya Rp 110,46 miliar di kuartal I 2019.
Baca Juga: Estika Tata Tiara (BEEF) catat kinerja positif di tahun 2019
Manajemen BEEF menjelaskan, menciutnya aset biologis ini karena melemahnya kondisi ekonomi yang terpengaruh Covid-19 sehingga perusahaan menjual stok sapi hidup yang ada. Adapun BEEF hanya melakukan pembelian sapi yang sudah ada pesanan dari pelanggan.
Adapun di sepanjang tahun ini, perusahaan juga memilih untuk menunda sejumlah kegiatan investasi, kecuali untuk keperluan peremajaan mesin demi mempertahankan kapasitas pabrik. Di sisi lain, kegiatan investasi juga fokus untuk mengoptimalkan di bisnis prosesing dan logistik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News