kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kurangi impor LPG, Pertamina-PTBA hitung harga produk DME dari gasifikasi batubara


Minggu, 15 Desember 2019 / 10:16 WIB
Kurangi impor LPG, Pertamina-PTBA hitung harga produk DME dari gasifikasi batubara
ILUSTRASI. General Manager Pertamina MOR III Tengku Fernanda (kiri depan) meninjau fasilitas LPG di kapal tangker yang bersandar di Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat, Kamis (13/6/2019). Pertamina dan PTBA tengah menghitung harga produk dimethylether hasil dari gasifikas


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) dan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) tengah menghitung harga produk dimethylether (DME). Produk hasil dari gasifikasi batubara ini akan menjadi substitusi untuk mengurangi penggunaan dan impor Liquified Petroleum Gas (LPG).

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, pihaknya bersama PTBA sudah menghitung harga produk DME sebagai substitusi LPG. Namun secara keekonomian proyek, perhitungan ini harus dibahas lebih lanjut dengan mempertimbangkan kelayakan harga batubara kalori rendah sebagai bahan baku dalam proses gasifikasi ini.

Baca Juga: Target Produksi Minyak Medco (MEDC) 2020 Naik Jadi 110 Ribu Bph

"Kita sudah berhitung sebetulnya, berapakah nanti produk dari DME itu harganya. Kita tarik mundur ke belakang di harga batubara berapa kemudian yang akan feasible," kata Nicke di Kementerian BUMN, Kamis (12/12) lalu.

Nicke menyebut, harga batubara kalori rendah untuk proyek ini bisa dihitung dengan formula yang berbeda. Sebab, kata Nicke, dalam proses gasifikasi ini batubara tidak digunakan sebagai komoditas, melainkan bahan baku energi.

Menurut Nicke, hal ini penting agar proyek bisa mendapatkan keekonomian yang layak, dan nantinya harga produk DME bisa bersaing di pasaran. "Kita lihat batubara yang low rank kalori, mungkin berbeda tidak menggunakan formula yang selama ini digunakan batubara sebagai komoditas, tapi sebagai bahan baku energi," ungkap Nicke.

Seperti diketahui, ada dua proyek gasifikasi yang dikembangkan oleh PTBA dan Pertamina. Yakni proyek yang berlokasi di Tanjung Enim dan Peranap. Di Tanjung Enim, PTBA bersama Pertamina bermitra dengan PT Pupuk Indonesia dan PT Chandra Asri Petrochemical untuk memproduksi urea, DME dan polypropylene.

Baca Juga: Bakrie & Brothers (BNBR) terus kembangkan bus listrik dan PLTS

Pabrik gasifikasi batubara ini direncanakan mulai beroperasi pada November 2022 dan diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar sebesar 500.000 ton urea per tahun, 400.000 ton DME per tahun, dan 450.000 ton polipropilen per tahun. Sementara kebutuhan batubara sebagai bahan baku diperkirakan sekitar 5,2 juta ton per tahun.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×