Reporter: Agustinus Beo Da Costa | Editor: Azis Husaini
JAKARTA. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) membukukan laba bersih Rp 4,77 triliun sepanjang semester I- 2013. Laba perusahaan listrik plat merah itu meroket 18.141% dari laba bersih periode yang sama tahun lalu yang senilai Rp 26,16 miliar.
Peningkatan laba bersih ini antara lain terdorong kenaikan pendapatan dari penjualan listrik. Kenaikan pendapatan dan laba usaha berasal dari peningkatan volume penjualan listrik. Selain jumlah pelanggan bertambah, PLN menikmati tambahan pendapatan dari kenaikan bertahap Tarif Dasar Listrik (TDL), mulai awal tahun ini.
Sumber keuntungan PLN lainnya adalah laba selisih kurs sekitar Rp 909 miliar. Asal tahu saja, tahun lalu, PLN masih menanggung rugi kurs sekitar Rp 6,7 triliun.
Bambang Dwiyanto, Manajer Komunikasi Korporat PLN, menyatakan, kenaikan nilai tukar rupiah terhadap yen sebesar 10,4% menjadi sumber keuntungan kurs PLN. Alhasil, "Depresiasi rupiah terhadap dollar AS yang sebesar 2,7% pada semester I-2013, tertupi oleh apresiasi rupiah terhadap yen," ungkap Bambang kepada KONTAN, Kamis (1/8).
Penurunan beban lain-lain, turut menyokong kenaikan laba bersih PLN. Memang, beban keuangan yang harus ditanggung PLN meningkat Rp 2,3 triliun menjadi Rp 13,7 triliun. Namun secara umum, selama enam bulan pertama tahun ini, PLN dapat mengurangi beban lain-lain sekitar Rp 5 triliun ketimbang periode sama tahun 2012.
Namun yang patut menjadi catatan PLN adalah beban usaha di semester I-2013 senilai Rp 98,33 triliun, naik 3,6% dibandingkan semester I-2012 yang sebesar Rp 94,91 triliun. Penyebabnya, konsumsi bahan bakar dan pelumas naik akibat peningkatan penjualan tenaga listrik dan kenaikan harga bahan bakar.
Meskipun meraup laba bersih, Bambang bilang, PLN sebenarnya belum meraih laba dari penjualan listrik. Alasannya, tarif listrik saat ini belum cukup untuk menutupi biaya operasi yang dikeluarkan PLN. Kekurangannya disubsidi oleh pemerintah.
Menurut laporan PLN, penjualan tenaga listrik PLN pada semester I-2013 hanya Rp 71,59 triliun. Sementara subsidi listrik pemerintah selama semester I-2013 sebesaar Rp 43,80 triliun. "Ini merupakan bisnis model PLN. Kami harus membuat rapor biru untuk menarik investasi di sektor listrik," tambahnya.
Sudah 80%
Sementara itu, dari sisi ekspansi usaha, pada semester II tahun 2013 ini, Bambang menyampaikan, PLN sedang menggeber penyelesaian program penambahan pasokan listrik sebesar 10.000 Megawatt (MW) yang sudah dimulai sejak tahun 2010 dan diharapkan akan tuntas pada tahun 2014 nanti. "Kita menyelesaikan program penambahan kapasitas listrik hingga 10.000 MW tahap I," kata dia.
Bentuknya, PLN membangun pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berbahan bakar batubara di 36 lokasi, dengan rincian 10 lokasi di Jawa, dan 26 lokasi lain di luar Pulau Jawa. Hingga Juli 2013 ini, PLN sudah menambah sekitar 8.000 MW atau 80% dari target 10.000 MW tahap I.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News