Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Laba bersih perusahaan keramik PT Citatah Tbk (CTTH) sampai dengan kuartal ketiga tahun ini meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama 2013. Lonjakan laba bersih itu ternyata akibat penjualan ruko milik perusahaan, sementara pendapatan inti justru menurun.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, laba bersih sejak awal tahun sampai kuartal ketiga tahun ini mencapai Rp 13,69 miliar atau meningkat tiga kali lipat dari periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 4,52 miliar.
Padahal, pendapatan perusahaan menyusut 10,46% dari periode yang sama tahun lalu. Sampai dengan kuartal ketiga 2014, pendapatan CTTH mencapai Rp 161,76 miliar, menurun dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 180,67 miliar.
Tiffany Johanes, Direktur Keungan dan Sekretaris Korporasi CTTH, mengatakan, laba bersih yang melejit itu karena pihaknya menjual aset perusahaan, yakni sebuah ruko yang memang harganya sudah meningkat tajam. "Untuk laba bersih yang meningkat dikarenakan perusahaan menjual ruko yang sudah idle, sehingga saat kami menjual terjadi keuntungan," ujar Tiffany kepada KONTAN, Minggu (2/10).
Seperti diketahui, perusahaan menjual ruko di daerah Pinangsia, Jakarta Pusat. Sayangnya, Tiffany mengaku tidak bisa mengingat secara persis mengenai detail penjualan ruko tersebut. Namun, di laporan keuangan perusahaan tercatat, nilai keuntungan dari penjualan aset tetap tersebut sebesar Rp 7,74 miliar.
Sementara itu pendapatan menurun dikarenakan penjualan keramik di pasar domestik tengah menurun. "Ada beberapa faktor, seperti peraturan kenaikan uang muka untuk pembelian rumah, saat itu pengembang wait and see saat dan setelah Pemilu 2014," ujar Tifanny.
Asal tahu saja, pada periode sembilan bulan pertama tahun ini, penjualan keramik perusahaan untuk pasar domestik hanya sebesar Rp 132,74 miliar atau setara dengan 82,05% dari total penjualan. Penjualan pada periode itu turun 12,67% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 152,01 miliar atau setara dengan 84,13% dari total penjualan. Sisanya untuk ekspor ke Korea Selatan, Malaysia, dan Myanmar.
Saat ini, CTTH memiliki pabrik dua pabrik, di Karawang dan Sulawesi Selatan. Pabrik di Karawang memiliki kapasitas produksi 200.000 meter persegi per tahun. Adapun pabrik di Sulawesi Selatan memiliki kapasitas produksi 800.000 meter persegi per tahun.
Rata-rata utilitas pabrik mencapai 40%–50%. Tahun ini CTTH menganggarkan belanja modal Rp 26 miliar dengan alokasi 40% untuk eksplorasi tambang batu keramik di Sulawesi Selatan. Sisanya 60% untuk peremajaan alat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News