kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba PT Kinarana Megatara tergerus 82,28%


Kamis, 01 November 2018 / 23:10 WIB
Laba PT Kinarana Megatara tergerus 82,28%
ILUSTRASI. Pencatatan saham Kirana Megatara


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelemahan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) tidak selalu memberikan dampak positif pada perusahaan yang berorientasi ekspor. Salah satunya adalah PT Kirana Megatara Tbk. Emiten dengan kode saham KMTR ini mencatat penurunan pendapatan sebesar 16,30% menjadi Rp 8,016 triliun dibandingkan periode sama tahun 2017 yang sebesar Rp 9,46 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2018 yang dirilis di Bursa Efek Indonesia, Rabu (31/10)  KMTR mencatat pendapatan tersebut berasal dari penjualan barang jadi karet sebesar 403,16 juta kilogram (kg) atau naik 0,92% dibandingkan periode sama 2017 yang volume penjualannya sebesar 399,48 juta kg. Kemudian, KMTR mencatat penjualan sawit sebesar 12,13 juta kg, penjualan bahan baku karet sebesar 135.123 kg dan penjualan barang jadi karet ke pihak berelasi sebesar 62,83% dari total penjualan periode 30 September 2018.

Penurunan pendapatan ini menggerus laba perusahaan karet terbesar di Indonesia tersebut. Dalam laporan keuangan tersebut, KMTR mencatatkan laba bersih periode berjalan sebesar Rp 69,27 miliar atau turun drastis 82,28% year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun 2017 yang sebesar Rp 391,10 miliar.

Sementara itu, KMTR juga mencatat beban pokok perusahaan turun 11,40% menjadi Rp 7,38  dari periode sama tahun 2017 yang  sebesar Rp 8,33 triliun. Meski demikian, KMTR mencatat nilai asetnya saat ini naik sebesar 4,13% menjadi Rp 3,70 triliun dibandingkan 31 Desember tahun 2017 yang sebesar Rp 3,55 triliun.

Penurunan kinerja KMTR ini sejalan dengan kondisi harga karet di pasar global yang terus menurun. Apalagi pasokan karet juga meningkat dari negara-negara produsen karet baru seperti Vietnam. Sementara produksi karet dalam negeri terus menurun akibat penurunan harga karet di tingkat petani dan banyaknya pohon karet petani yang sudah tua dan produktivitasnya rendah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×