Reporter: Agung Hidayat, Tantyo Prasetya | Editor: Johana K.
Jakarta. Kenaikan produksi menurunkan laba PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) paruh pertama tahun ini. Bahkan, perseoran hanya mencetak laba hampir separo dari perolehan tahun lalu.
Pada semester I 2017, laba SMGR susut 44,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Nilainya Rp 1,1 triliun. Padahal, tahun lalu, perolehan laba SMGR pada periode yang sama 2016 sebesar Rp 1,99 triliun.
Melonjaknya harga komoditas batubara menjadi penyebab penurunan laba ini. Biaya produksi pun membengkak. Apalagi, peningkatan biaya ini juga tak diiringi oleh kenaikan harga semen. Harga semen justru menurun semester I 2017.
Agung Wiharto,Corporate Secretary SMGR mengatakan, ketidakseimbangan antara biaya produksi dan harga semen tersebut membuat pasokan berlebih. "Pada saat yang bersamaan, pasokan semen bertambah dan biaya produksi yang tinggi," terang Agung kepada Kontan, Senin (31/7).
Namun, bila mengintip laporan keuangan perseroan, sejatinya pendapatannya naik tipis sebesar 2%. Dari Rp 12,4 7 triliun pada semester I 2016 lalu, menjadi Rp 12,71 triliun di semester I tahun ini.
Namun, beban pokok pendapatan perseroan melonjak sebesar 18,37% menjadi Rp 8,85 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 7,48 triliun. Maka dari itu, demi mampu menjaga kinerja yang positif perseroan harus melakukan efisiensi produksi. "Semester 2 ini tidak ada cara lain, kami harus tetap produksi dan melakukan efisiensi," tambah Agung.
Jika mampu menjaga efisiensi, perseroan optimistis mampu tumbuh di tahun ini. Targetnya, perseroan optimistis mampu tumbuh lebih dari 4% dibandingkan tahun lalu dengan meningkatkan volume penjualan. Sekadar informasi, tahun lalu SMGR mampu membukukan pendapatan sebesar Rp 26,13 triliun.
"Target di volume penjualan. Harapan kami bisa tumbuh di atas 4% dari tahun lalu," terang Agung.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News