kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Label "green" efektif dongkrak penjualan properti


Senin, 29 September 2014 / 09:38 WIB
Label
ILUSTRASI. Kapan Anime Oshi no Ko Episode 1 Tayang? Simak Sinopsis dan Jadwal Subtitle Indonesia


Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Embel-embel pembangunan hijau atau green development pada proyek properti dianggap sangat efektif mendokrak penjualan. Kesadaran masyarakat mengenai pembangunan hijau pun sudah demikian tinggi, sehingga mereka akan mempertimbangkan membeli properti dengan label green.

Presiden Direktur PT Graha Buana Cikarang, Sutedja Sidarta Darmono, memastikan hal tersebut kepada Kompas.com, Minggu (28/9/2014). 

"Konsep pengembangan eco-friendly merupakan yang dibutuhkan dan diminati pasar saat ini. Jadi, mau tidak mau, pengembang harus memenuhinya. Dengan membangun properti seperti ini, sangat efektif membantu penjualan," ujar Sutedja.

Efektivitas green development dalam membantu penjualan juga diakui CEO Cenas Group, Darta Chandra. Terlebih bila segmen pasar yang disasar adalah orang asing, atau perusahaan multinasional. 

"Mereka lebih kritis dan aware, terhadap upaya-upaya pelestarian lingkungan. Green development akan menjadi salah satu bahan pertimbangan mereka," kata Darta. 

Namun demikian, masyarakat Indonesia pun tak kalah hirau dengan pembanguna hijau. Bahkan kompleks perumahan Grand Matoa seluas 10 hektar yang dibangun Cenas Group, terserap pasar 90 persen. Padahal harganya tak bisa dibilang murah, saat ini menyentuh Rp 1 miliar ke atas, karena mengadopsi konsep green development. 

Sementara Graha Buana Cikarang, mendulang penjualan dari proyek-proyek eco-friendly mereka yakni D'Khayangan dan ruko East Park.

"Kami baru saja meluncurkan senior living D'Khayangan yang merupakan hunian untuk kalangan senior yang dilengkapi dengan taman untuk bercocok tanam. Di sampingnya terdapat lapangan golf sehingga green dan asri. Penjualannya positif," ungkap Sutedja. 

Demikian halnya dengan produk lainnya macam Neo Djava yang dirancang sebagai klaster hijau lengkap dengan jogging track, taman klaster, dan club house, mencatat penjualan signifikan. Hingga saat ini Neo Djava yang dibandrol Rp 600 jutaan, terjual hampir 100 persen dari total 44 unit dengan nilai Rp 16 miliar. 

Sementara ruko East Park @ Jababeka Residence, terjual 50 persen dalam seminggu dengan nilai penjualan Rp 14 miliar. 

"Ruko East Park tersebut dilengkapi dengan pedestrian path dan lansekap hijau di sekeliling area pengembangan. Tentu semua fasilitas tersebut didukung juga oleh water treatment plant yang menghasilkan air bersih dan dapat diminum," urai Sutedja. (Hilda B Alexande)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×