Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .
Sedangkan EBITDA Perusahaan meningkat dalam Rupiah dari Rp 871 miliar di semester I-2017 menjadi Rp 876 miliar pada semester I-2018. Meskipun dalam mata uang dollar AS, EBITDA sedikit menurun di semester I-2018 menjadi US$ 64,1 juta atau turun pada periode sama tahun sebelumnya sebanyak US$ 65,2 juta.
Hal ini disebabkan depresiasi Rupiah Indonesia terhadap Dollar AS. Rupiah yang terdepresiasi juga menyebabkan kerugian valuta asing sebagai akibat dari penyesuaian sebagian besar utang mata uang Dollar AS Perusahaan. "Kerugian selisih kurs tersebut menyebabkan Perusahaan merealisasikan rugi bersih sebesar Rp 93,9 Miliar pada semester I-2018," jelasnya.
Sebelumnya, emiten berkode saham GJTL ini telah menyiapkan sejumlah strategi diterapkan guna menetralisir tekanan tersebut. Lindung nilai menjadi cara yang masih paling populer untuk diterapkan.
Direktur PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) Catharina Wijaya bilang, perusahaan langsung melakukan hedging atas sebagian nilai dari obligasi global senilai US$ 500 juta yang diterbitkan tahun lalu.
Sebesar US$ 250 juta dari nilai tersebut merupakan dana untuk refinancing obligasi lama. Lalu, sebesar US$ 250 juta merupakan pinjaman sindikasi.
Nah, dari nilai pinjaman sindikasi tersebut, sebesar US$ 40 juta sejatinya pinjaman dalam bentuk rupiah. Sisa sebesar US$ 210 juta yang dilakukan hedging. "Jadi, separuh dari utang kami sudah di-hedge," kata Catharina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News