kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lakukan business matching, Indonesia berpotensi ekspor rempah Rp 9,6 miliar ke Taiwan


Selasa, 19 Mei 2020 / 12:34 WIB
Lakukan business matching, Indonesia berpotensi ekspor rempah Rp 9,6 miliar ke Taiwan
ILUSTRASI. Seorang petani memperlihatkan jahe gajah di Desa Kayumas, Arjasa, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (19/7). Dalam seminggu kelompok tani jahe gajah di desa itu mampu mengekspor 150 ton jahe gajah ke beberapa negara, yaitu Pakistan, Bangladesh dan India. ANTARA


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perdagangan melalui Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei (KDEI Taipei) terus melakukan kegiatan business matching secara virtual untuk melakukan transaksi ekspor produk Indonesia di Taiwan.

Salah satu produk yang ditransaksikan adalah rempah-rempah dengan potensi transaksi sebesar US$ 650.000 atau setara Rp 9,6 miliar.

PLT. Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kasan mengatakan, business matching yang dilakukan secara daring ini menjadi salah satu trategi dalam mengoptimalkan potensi ekspor.

Baca Juga: Suka ngopi? Ini cara minum kopi yang baik untuk kesehatan

Potensi transaksi sebesar Rp 9,6 miliar tersebut pun baru berasal dari CV. Lima Rempah dengan salah satu perusahaan importir di Taiwan. Menurutnya, masih ada potensi ekspor yang lebih besar lagi.

"Namun demikian masih terdapat potensi transaksi yang lebih besar lagi dari produk-produk lain seperti kayu manis, kunyit dan beberapa produk lainnya yang akan ditindaklanjuti oleh peserta business matching pada pertemuan teknis berikutnya," kata Kasan dalam keterangan tertulis, Senin (18/5).

Business matching yang diselenggarakan pada 24 Maret tersebut memang melibatkan 7 perusahaan eksportir Indonesia yakni CV Lima Rempah, CV RAsdi & Co, PT Berkah Lada, PT Billiton Rempah Indonesia, PT Latransa, Global Anugrah Kuasa dan Star Laboratories.

Adapun, Kepala KDEI Taipei Didi Sumedi mengatakan eksistensi rempah-rempah Indonesia dan  produk lain di Taiwan harus dipertahankan. Dia pun mengatakan kegiatan business matching dengan Taiwan akan dilakukan lagi dalam beberapa bulan ke depan. KDEI Taipei pun akan merencanakan mengadakan 4 kali kegiatan business matching di tahun ini.

Dalam waktu dekat, atau pada 9 Juli akan dilakukan business matching kedua di mana komoditas yang dipromosikan adalah produk makanan. Produk ini merupakan masukan dari Kadin Taiwan.

Didi menambahkan, hal yang penting dioptimalkan adalah komunikasi antara KDEI Taipei dengan asosiasi pelaku usaha di Taiwan.

"Hal ini agar promosi dan business matching yang dilakukan KDEI Taipei berjalan efektif dan efisien berdasarkan prinsip demand-driven," katanya.

Baca Juga: Kemenperin siapkan hilirisasi dan komersialisasi produk penanggulangan covid-19

Adapun, berdasarkan data Bea Cukai Taiwan, di 2019, Indonesia merupakan pemasok utama rempah-rempah ke Taiwan dengan nilai sebesar US$ 7,10 juta dan pangsa sebesar 24,42% dari total impor rempah-rempah Taiwan.

Nilai ini melonjak 20,33% dari tahun sebelumnya yakni sebesar US$ 5,87 juta. Produk rempah Indonesia bersaing dengan produk China, Vietnam, Malaysia dan India.

Sementara, pada Januari - Maret 2020, Bea Cukai Taiwan mencatat, Taiwan sudah mengimpor rempah-rempah Indonesia senilai US$ 1,58 juta atau naik 25,57% dibanding periode sama tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×