Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Lapindo Brantas Inc menilai, risiko bahaya pengeboran di Sumur Tanggulangin 1 relatif kecil karena termasuk pengeboran sumur dangkal.
Pengeboran gas bumi pada Maret mendatang itu akan dilakukan di posisi 3.000 kaki di bawah perut bumi atau sedalam 1.000 kilometer.
"Insya allah relatif aman, apalagi pengeboran tetap menggunakan SOP keamanan yang berlaku," kata Public Relation Manager Lapindo Brantas Inc, Arif Setya Widodo, Sabtu (9/1/2016).
Pengeboran di sumur yang lokasinya di perbatasan Desa Kedungbanteng dan Banjarsari, Kecamatan Tanggulangin, itu berbeda dengan pengeboran di Sumur Banjar Panji 1 di Kecamatan Porong 2006 lalu.
"Di Banjar Panji 1, tergolong pengeboran dalam karena mencapai 12 ribu kaki di perut bumi," ujarnya.
Arif juga mengaku perusahaannya sudah melalui izin yang berlaku untuk melakukan aktivitas pengeboran gas itu. Izin yang dimaksud adalah Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) yang dikeluarkan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sidoarjo.
"Jika yang dieksploitasi hanya 5 MMSCFD (million standard cubic feet per day) cukup UKL-UPL, tapi jika di atas 30 MMSCFD, maka diperlukan Amdal," jelasnya.
Sejak Rabu lalu, di lokasi pengeboran sedang terus dilakukan pengurukan untuk memadatkan lapisan tanah. Sebanyak 3.000 kubik lebih tanah urukan itu didatangkan dari Ngoro Mojokerto, dan Gunung Gangsir Pasuruan. Proyek pekerjaan pengeboran akan dilakukan pada awal Maret nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News