Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi Departemen ESDM (Lemigas) akan memulai penelitian potensi baru gas metana batubara (CBM) di Cekungan Kutai, Kalimantan Timur awal 2010.
Menurut Kepala Lemigas Hadi Purnomo, kegiatan pengembangan CBM akan dilakukan oleh Lemigas sendiri. Kegiatan akan dikonsentrasikan di cekungan tersebut dan tidak mengarah ke lokasi WKP tertentu.
"Lemigas butuh pendanaan Rp 100 miliar sampai Rp 150 miliar untuk pilot project disana. Kita usulkan dari anggaran Lemigas di APBN," kata Hadi, akhir pekan lalu.
Menurut Hadi, Departemen ESDM memperkirakan cekungan Kutai memiliki sumber daya CBM sampai 80,4 Triliun Kaki Kubik (TCF). Sehingga menduduki peringkat tiga terbesar dari potensi CBM di Indonesia setelah Sumatera Selatan sebesar 183 TCF dan Barito, Kalimantan Tengah sebesar 101.60 TCF. Lalu potensi CBM besar juga terdapat di Sumatera Tengah 52,50 TCF. Secara keseluruhan, Indonesia sendiri memiliki potensi CBM sebesar 453,30 Triliun Cubic Feet (TCF).
"Dari hasil kajian potensi ini nantinya kita bisa membangun database komprehensif atas potensi CBM di Cekungan Kutai," katanya.
Hadi menuturkan, di awal 2010 Lemigas akan memulai kajian geologi yang dilanjutkan eksplorasi di lima sumur.
Dalam prakteknya, teknis pengembangan CBM lebih sulit dan lebih lama dibanding mengembangkan lapangan minyak dan gas. Kalau produksi komersil pertama minyak sudah dapat dilakukan setelah 5-7 tahun dan gas sekitar 9 tahun, maka CBM membutuhkan waktu sekitar 10 tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News