kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lingstra sebut audit Petral kontradiksi


Kamis, 12 November 2015 / 18:03 WIB
Lingstra sebut audit Petral kontradiksi


Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Direktur Lingkar Studi Strategis (Lingstra), Iqbal Nusantara menilai telah terjadi kontradiksi atas hasil Audit Pertamina Energy Trading Limited (Petral-PES).

Di satu sisi Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan ada kerugian negara hingga miliaran dollar AS. Sementara PT Pertamina (Persero) selaku induk dari Petral-PES menyatakan tidak ada kerugian negara dari audit tahun 2012-2014.

"Ada kontradiksi antara pernyataan Sudirman Said dengan Pertamina. Sudirman bilang ada kerugian tapi Pertamina bilang tak ada. Ini sangat aneh," kata Iqbal, Rabu (11/11).

Apalagi kata Iqbal hasil audit tersebut hanya dilakukan dari tahun 2012 sampai tahun 2014. Ini mengindikasikan ada hal yang ditutupi di tahun-tahun sebelumnya Petral berdiri.

Sebagaimana diketahui Sudirman Said pernah menjabat sebagai Vice President Integrated Supply Chain (ISC) yang juga merupakan kepanjangan tangan dari Pertamina dalam mengimpor minyak dari Petral-PES.

"Sudirman Said pernah menjabat sebagai VP ISC. Makanya audit hanya tahun 2012-2014," tuturnya.

Pernyataan seperti itu, kata Iqbal kalau di tarik lagi ke belakang bisa lebih jauh benangnya. Dalam audit yang dilakukan oleh BPK juga dikatakan tidak ada kerugian negara dari beroperasinya Petral-PES.

"Kalau audit BPK juga tidak dipercaya, bisa tuduhannya bahwa BPK tidak kredibel dalam auditnya, bahaya ini jika lembaga negara tidak dipercaya," ujarnya.

Oleh karena itu jika memang ada kerugian, Iqbal meminta Sudirman membuka ke ruang publik maksud dari kerugian negara tersebut.

"Publish data-datanya kalau memang ada kerugian, biar masyarakat bisa menilai," ucapnya.

Terakhir menurut Iqbal jika Menteri ESDM tidak mampu memberikan data potensi kerugian, jadi buat apa audit Petral-PES dibawa ke ranah hukum.

"Iya itu aneh lagi, lebih baik kalau bisa menyimpulkan kerugian seharusnya juga memberikan fakta-faktanya yang terjadi," tandasnya. ( Muhammad Zulfikar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×