Reporter: Venny Suryanto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Lippo Karawaci (LPKR) optimistis tahun 2022 akan menjadi tahun pemulihan bagi sektor industri. Terutama kemajuan pada sektor industri dan ekonomi digital yang dinilai akan memiliki peran penting.
Chief Executive Officer LPKR John Riady mengatakan kendati masih digelayuti kekhawatiran kemunculan varian baru Covid-19, perekonomian nasional diprediksi akan mulai menunjukkan optimisme pemulihan seiring laju pertumbuhan ekonomi yang positif pada rentang 3,5%-4% sepanjang 2021 dan banyaknya peluang yang bisa digali pada 2022.
Menurutnya, meskipun terdapat beberapa tantangan dari sisi makro terkait inflasi hingga pertumbuhan kredit yang minim, John masih melihat adanya banyak peluang yang bisa digali demi meraih pertumbuhan maksimal pada tahun ini.
“Dengan kesuksesan program vaksinasi yang akan dilanjutkan pada 2022, persoalan pandemi Covid-19 akan jauh lebih terkendali. Karena persentase masyarakat yang telah divaksin lengkap akan semakin tinggi, pemerintah pun sigap mempersiapkan langkah mitigasi dan strategi yang sejauh ini terbukti berhasil,” katanya dalam keterangan resminya, Minggu (9/1).
Baca Juga: Lippo Karawaci (LPKR) optimistis dengan prospek bisnis properti di tahun 2022
Dengan demikian, John optimistis Indonesia masih memiliki potensi untuk memetik pertumbuhan yang positif pada tahun 2022, di mana Kementerian Keuangan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional akan berada pada rentang 4,7%-5,5%.
Dia menambahkan, dengan adanya pandemi, sektor digital kini semakin dikuatkan lantaran adanya pembatasan mobilitas.
“Dari data yang ada, valuasi ekonomi digital kita sangat tinggi, begitupun proyeksi hingga beberapa tahun ke depan. Pandemi telah mempercepat akselerasi digital ini, karena itu saya yakin ini akan jadi motor pertumbuhan baru,” ungkap John.
Berdasarkan data Kementerian Keuangan, valuasi ekonomi digital pada 2021 mencapai Rp1.005 triliun atau US$70 miliar. Sedangkan berdasar riset Google terbaru, perekonomian digital Indonesia pada 2025 diproyeksi menyentuh US$146 miliar.
“Salah satu kekuatan utama ekonomi nasional masih disumbangkan oleh konsumsi domestik. Dengan kata lain, ungkapnya, secara struktur perekonomian nasional saat ini sangat ampuh untuk melaju meskipun masih terdapat pandemi yang mengintai,” jelasnya.
Hal ini juga yang membuat investasi Lippo pada ranah digital yakni melalui PT Multipolar Tbk (MLPL) sangat agresif. MLPL menjadi anak usaha dengan pertumbuhan yang cukup tinggi.
Baca Juga: Lippo Karawaci (LPKR) berharap kebijakan insentif PPN properti diperpanjang
Hingga kuartal II-2021, Multipolar telah mencatatkan laba bersih serta peningkatan pendapatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laba bersih perseroan mencapai Rp 371 miliar pada periode tersebut.
“Saya tetap meyakini bahwa 2022 adalah momen pemulihan menuju kondisi normal. Normal di sini adalah normal yang baru, di mana ekonomi digital memainkan peran penting,” tutup John.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News