kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lookman Djaja siap menyambut super deduction tax


Rabu, 10 Juli 2019 / 16:36 WIB
Lookman Djaja siap menyambut super deduction tax


Reporter: Bidara Pink | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Pemerintah baru saja mengeluarkan kebijakan super deduction tax. Dilansir dari Kontan.co.id (9/7), ada beberapa tujuan penerbitan aturan pajak yang baru ini.

Presiden Joko Widodo menyebutkan bahwa perubahan kebijakan bertujuan untuk mendorong investasi pada industri padat karya. Selain itu, untuk penciptaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja, serta menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas.

Kebijakan anyar ini dianggap sebagai angin segar bagi para pelaku usaha. Salah satunya adalah pelaku usaha di bidang jasa ekspedisi Indonesia, PT Lookman Djaja. Menurut Direktur Utama Kyatmaja Lookman (10/7), perusahaan akan memanfaatkan kebijakan itu dengan sebaik-baiknya. PT Lookman Djaja akan melakuan peningkatan di bidang pelatihan dan inovasi.

Di bidang pelatihan, Kyatmaja akan fokus memberikan training pagi para pengemudi di perusahaannya. Menurutnya, pekerja yang tidak kompeten dapat meningkatkan kemungkinan buruk bagi perusahaan, seperti adanya kesalahan kerja, kerusakan, hingga kecelakaan.

“SDM kami kebanyakan lulusan SD, SMP, dan sedikit yang lulusan SMA. Kami akan melakukan pelatihan dengan pola pendekatan refreshment. Jadi diulang, diulang, dan diulang. Karena kalau kita memberi materi langsung banyak, ada kekhawatiran tidak bisa langsung dimengerti.” ujarnya.

Di bidang inovasi, Kyatmaja menyatakan sudah melakukannya bahkan sejak sebelum ada kebijakan super deduction tax ini. Perusahaannya biasa membeli box dan melakukan investasi truk. Truk yang ingin ditambah oleh perusahaan adalah truk yang ramah lingkungan, atau dengan menggunakan bahan bakar gas.

Yang menjadi permasalahan sekarang adalah harga kendaraan bisa dibilang mahal, dan dengan membeli kendaraan yang ramah lingkungan bisa memberi resiko membayar 2 kali lipat. Menurutnya, harga truk biasa adalah sekitar Rp 700 juta, bila perusahaan ingin membeli yang ramah lingkungan, harus mengeluarkan uang sekitar Rp 1,5 miliar.

Dengan adanya kebijakan super deduction tax ini, perusahaannya menargetkan bisa membeli truk yang lebih ramah lingkungan karena mereka berharap pengeluarannya menjadi lebih ekonomis, atau mungkin tidak ada pembengkakan pengeluaran.

“Walau harga lebih mahal, tetapi untuk investasi dan apalagi sudah ada pengurangan di pajak, ya tidak apa-apa. Sama saja dengan masuk kantung kiri keluar kantung kanan. Namun, net to net nya setelah dihitung bisa lebih murah. Itu yang penting.” Tambahnya.

Untuk biaya yang dikeluarkan untuk pelatihan dan inovasi tersebut, Kyatmaja belum bisa menyebutkan dengan pasti nominal yang akan dikeluarkan. Bidang pelatihan menurutnya akan menghabiskan sekitar Rp 5 juta hingga Rp 10 juta dalam sekali sesi pelatihan. Sementara sesi pelatihan bisa berlangsung berkali-kali.

Untuk bidang inovasi, Kyatmaja mengaku akan susah untuk menghitung. Saat ini perusahaannya memang sedang fokus di bidang inovasi kendaraan yang ramah lingkungan, sementara menurutnya harga alternatif fuel bisa berubah-ubah.

Yang pasti Kyatmaja dan Lookman Djaja berharap dengan adanya kebijakan super deductive tax ini memang dapat membantu meningkatkan kualitas SDM dan pengurangan ongkos. Selain itu, ia juga berharap agar prosedur kebijakan yang dikeluarkan pemerintah nantinya tidak terlalu rumit untuk diikuti..

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×