Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Lotte Group mulanya tertarik mendirikan bioskop di Indonesia. Namun, karena regulasi yang tak memungkinkan, Lotte akhirnya menarik diri berbisnis hiburan tersebut.
Perlu diketahui, dalam regulasi pemerintah, investasi untuk bisnis bioskop tertutup bagi investor asing. Walaupun gagal di bisnis bioskop, Lotte mengaku akan memperkuat bisnis ritelnya, melalui PT Lotte Shopping Avenue Indonesia (LOVE) yang akan fokus mengelola pusat perbelanjaan alias mal.
Suh Chang Suk, Presiden Direktur LOVE mengakui, ketertarikan perusahaannya di bisnis bioskop terganjal dengan regulasi. "Kami ingin membuka (bioskop) tetapi regulasi yang membatasi," ujar Suh Chang usai jumpa pers di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (18/4).
Di tempat yang sama, Kirana Wulandari, Marketing, Public Relations dan Assistant Manager LOVE menjelaskan, Lotte Group akan fokus di bisnis ritel di Indonesia. "Sampai tahun 2018 Lotte akan fokus ke ritel saja, belum ada usaha lain," terang Kirana kepada KONTAN.
Jauh sebelumnya, Mari Elka Pangestu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menegaskan, bisnis bioskop saat ini masih tertutup untuk investor asing. Karena bisnis bioskop masuk ke dalam daftar negatif investasi (DNI).
Sebagai informasi, Lotte Grup lewat PT Lotte Shopping Avenue Indonesia (LOVE) menyiapkan dana sebesar US $ 500 juta untuk membuka 5 gerai mal di Indonesia sampai 2018. Mal pertamanya akan dibuka pada 22 Juni 2013 di Superblok Ciputra World, Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News