Sumber: Antara | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Perusahaan umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI/Airnav Indonesia) menganggarkan investasi senilai Rp 1,8 triliun tahun ini. Dana itu dipakai untuk pembiayaan komunikasi, navigasi dan pengawasan, termasuk untuk pembelian empat radar yang akan dipasang dua di Bandara Soekarno-Hatta.
"Investasi sudah mulai dan saat ini proses lelang sudah 50%," kata Direktur Utama LPPNPI Bambang Tjahjono, Kamis (13/8).
Bambang mengatakan, pihaknya juga saat ini tengah melakukan sejumlah kerja sama, seperti dengan Jepang untuk sistem navigasi penerbangan. Kerja sama ini melibatkan Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam penyediaan perangkat lunak dan similator.
"Orang-orang kita akan dilatih oleh para ahli dari Jepang sekitar empat orang, nanti peralatannya itu akan menjadi milik kita," katanya.
Bambang mengatakan, investasi tersebut sepenuhnya ditanggung oleh Jepang dan akan dimulai pada Oktober mendatang. Dia berharap, dengan adanya kerja sama itu pergerakan penerbangan bisa lebih cepat karena akan diatur sistem penentuan waktu dari bandara keberangkatan ke bandara tujuan.
"Misalnya dari Surabaya ke Jakarta, sudah diatur pukul 7.00 berangkat dan 08.00 harus sampai, nanti pilotnya di-guide (dibimbing) dengan notification approach satelite," katanya.
Namun, hal tersebut harus didukung dengab ketepatan waktu karyawan yang bertugas serta penumpang di bandara. "Kalau telat semua ya gagal," katanya.
Menurut Bambang, pihaknya juga tengah berkoordinasi untuk penerapan satu sistem navigasi air traffic controller yang terintegrasi antarnegara ASEAN. "Sistemnya saja sama, namun pengelolaannya berbeda, 'roadmap'ya' sudah kita serahkan," katanya.
Dia mengatakan kendala dalam penerapan tersebut, yakni masalah bahasa di mana Indonesia baru 75% di level 4. "Mungkin kalau di Prancis sudah seluruhnya di level 5," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News