Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen etanol food grade terbesar di Indonesia, PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) menganggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 181 miliar. Dana itu akan digunakan untuk penyelesaian pabrik etanol kedua.
MOLI pun menargetkan pabrik tersebut dapat rampung pada semester II-2022 mendatang.
Sebagai informasi saja, saat ini MOLI memproduksi etanol dari molases yang dibeli dari pabrik-pabrik gula di Jawa. Molases adalah produk sampingan atau limbah dari proses produksi gula.
Tak mau hanya bergantung pada satu sumber bahan baku saja, MOLI melakukan diversifikasi bahan baku.
Sejatinya, etanol adalah senyawa kimia yang dihasilkan melalui bakteri yang berfermentasi dan melebur dengan zat gula karbohidrat atau tanaman berpati seperti tebu, jagung, ubi kayu, sagu, dan lain sebagainya.
Direktur MOLI Jose G. Tan memaparkan, sebagai strategi jangka panjang MOLI melakukan diversifikasi sumber bahan baku untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar. Selain itu, melayani berbagai kebutuhan pelanggan dan meningkatkan profitabilitas.
Baca Juga: Madusari Murni Indah (MOLI) targetkan volume penjualan etanol 80.000 KL di 2021
"Untuk itu, Perusahaan sedang membangun unit fermentasi kedua yang akan menggunakan jagung sebagai bahan bakunya. Pabrik etanol kedua akan menghasilkan 50.000 KL etanol food grade berbasis jagung per tahun," kata dia kepada Kontan.co.id, Jumat (2/7).
Jose bilang, ekspansi ini akan semakin mengembangkan portofolio produk MOLI dengan etanol berbasis molases dan etanol berbasis jagung yang akan memungkinkan pihaknya ekspansi ke segmen pasar yang lebih luas dan beragam.
Lebih lanjut, Jose menjelaskan, untuk menyelesaikan pabrik etanol kedua MOLI akan memulai pembangunan unit fermentasi kedua beserta peralatan dan fasilitas pendukungnya pada tahun 2021. Karena itu, pembangunan diharapkan kelar di paruh kedua tahun depan.
Adapun total anggaran yang dialokasikan untuk menyelesaikan pabrik kedua adalah sekitar Rp 181 miliar. Pembangunan ini akan dibiayai melalui kombinasi suntikan modal tambahan dari pemegang saham langsung ke MOLI dengan porsi 30% dan pinjaman dengan porsi 70%.
Selanjutnya: Varian Delta turut menggoyang portofolio investasi global
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News