Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
Seiring dengan volume penjualan yang akan kembali pada kapasitas produksi terpasang, manajemen MOLI juga memproyeksikan realisasi laba akan lebih rendah di 2021.
Jose memaparkan, harga etanol di Indonesia akan sedikit menurun pada tahun 2021 karena peningkatan volume etanol murah dari Pakistan. Adapun etanol yang diproduksi di Indonesia memiliki biaya yang lebih tinggi karena kenaikan harga molases sebesar 60% pada tahun 2020.
"Persediaan molases yang mahal mulai dari panen tahun 2020 akan berlangsung hingga Juni 2021. Situasi ini akan mendorong laba lebih rendah di tahun 2021," ujar dia.
Pemaparan dan proyeksi manajemen MOLI mengenai realisasi laba 2021 sebenarnya sudah tercermin dari kinerja keuangan di kuartal I-2021.
Baca Juga: Madusari Murni Indah (MOLI) gelar RUPSLB, begini hasilnya
Melansir laporan keuangan MOLI, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk turun 49,92% yoy menjadi Rp 10,58 miliar dari yang sebelumnya Rp 21,12 miliar di kuartal I 2020.
Padahal, pendapatan MOLI masih tumbuh 17,8% yoy menjadi Rp 443,50 miliar.
Untuk mempertahankan bisnis di masa yang akan datang, MOLI melakukan diversifikasi sumber bahan baku untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar. Caranya dengan membangun unit fermentasi kedua yang akan menggunakan jagung sebagai bahan bakunya.
Pabrik etanol kedua ini akan menghasilkan 50.000 KL etanol food grade berbasis jagung per tahun.
Selanjutnya: Berikut kinerja terbaik reksadana sepanjang paruh pertama tahun ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News