kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Madusari Murni Indah (MOLI) targetkan volume penjualan etanol 80.000 KL di 2021


Minggu, 04 Juli 2021 / 12:19 WIB
Madusari Murni Indah (MOLI) targetkan volume penjualan etanol 80.000 KL di 2021
ILUSTRASI. Pabrik PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI)


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di masa pandemi, permintaan produk etanol naik signifikan seiring dengan kebutuhan produk-produk kebersihan. Emiten produsen etanol, PT Madusari Murni Indah Tbk (MOLI) memproyeksikan volume penjualan etanol di tahun ini capai 80.000 kiloliter (KL)

Asal tahu saja, jumlah itu setara dengan kapasitas produksi terpasang dari pabrik MOLI. 

Direktur MOLI Jose G. Tan menjelaskan, pandemi Covid-19 yang merebak sejak awal tahun 2020 menyebabkan permintaan global terhadap etanol membludak. Mengingat etanol merupakan bahan baku pembersih tangan, disinfektan, dan antiseptik untuk memerangi penyebaran virus Covid-19. 

"Oleh karena itu, perusahaan melakukan segala upaya untuk mempertahankan produksi etanol pada kapasitas penuh sepanjang tahun 2020 untuk memastikan pasokan etanol yang berkelanjutan bagi produsen produk-produk kebersihan tersebut," kata dia kepada Kontan.co.id, Jumat (2/7). 

Tak cukup hanya memacu kapasitas penuh pabrik, Jose bilang, MOLI melalui anak usahanya PT Sumber Kita Indah, terpaksa mengupayakan tambahan volume etanol mentah dari sumber eksternal untuk memenuhi permintaan produsen lokal handsanitizer dan disinfektan dalam memenuhi kebutuhan produksi mereka pada tahun 2020.

Baca Juga: Beban bertambah, laba bersih Madusari Murni Indah (MOLI) tetap turun 49% di kuartal I

Alhasil, volume penjualan MOLI mencapai tingkat yang belum pernah dicapai sebelumnya yaitu sebesar 96.990 KL pada tahun 2020. Jumlah ini naik 21% dari penjualan di 2029 yang sebesar 80.346 KL. 

Melansir laporan keuangan 2020, pendapatan bersih MOLI tumbuh 31,19% yoy menjadi Rp 1,47 triliun. Penjualan dari segmen etanol pun melesat 37% di tahun lalu. 

Seiring naiknya pendapatan, laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk MOLI juga ikut terkerek hingga 31,8% yoy menjadi Rp 66,09 miliar. 

Namun, di tahun ini manajemen MOLI memperkirakan beberapa pengusaha lokal akan mengajukan izin impor etanol dari sumber eksternal. "Oleh karena itu, perusahaan menargetkan volume penjualan pada tahun 2021 kembali ke kapasitas produksi terpasang sebesar yakni 80.000 KL per tahun," kata Jose. 

 

Seiring dengan volume penjualan yang akan kembali pada kapasitas produksi terpasang, manajemen MOLI juga memproyeksikan realisasi laba akan lebih rendah di 2021. 

Jose memaparkan, harga etanol di Indonesia akan sedikit menurun pada tahun 2021 karena peningkatan volume etanol murah dari Pakistan. Adapun etanol yang diproduksi di Indonesia memiliki biaya yang lebih tinggi karena kenaikan harga molases sebesar 60% pada tahun 2020. 

"Persediaan molases yang mahal mulai dari panen tahun 2020 akan berlangsung hingga Juni 2021. Situasi ini akan mendorong laba lebih rendah di tahun 2021," ujar dia. 

Pemaparan dan proyeksi manajemen MOLI mengenai realisasi laba 2021 sebenarnya sudah tercermin dari kinerja keuangan di kuartal I-2021. 

Baca Juga: Madusari Murni Indah (MOLI) gelar RUPSLB, begini hasilnya

Melansir laporan keuangan MOLI, laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk turun 49,92% yoy menjadi Rp 10,58 miliar dari yang sebelumnya Rp 21,12 miliar di kuartal I 2020. 

Padahal, pendapatan MOLI masih tumbuh 17,8% yoy menjadi Rp 443,50 miliar. 

Untuk mempertahankan bisnis di masa yang akan datang, MOLI melakukan diversifikasi sumber bahan baku untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin pasar. Caranya dengan membangun unit fermentasi kedua yang akan menggunakan jagung sebagai bahan bakunya. 

Pabrik etanol kedua ini akan menghasilkan 50.000 KL etanol food grade berbasis jagung per tahun. 

Selanjutnya: Berikut kinerja terbaik reksadana sepanjang paruh pertama tahun ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×