kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Makin banyak kapal pesiar bersandar di Benoa Bali


Selasa, 11 Juli 2017 / 21:53 WIB
Makin banyak kapal pesiar bersandar di Benoa Bali


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto

Ardhy menambahkan, sebagai operator pelabuhan Benoa, perbaikan infrastruktur di pelabuhan ini juga terus dilakukan untuk semakin meningkatkan pelayanan terhadap cruise yang datang, salah satu dengan melakukan penambahan panjang Dermaga Timur yang awalnya 290 meter menjadi 340 meter.

Juga rencana perluasan terminal penumpang internasional dengan luas total 4887 m2 sedangkan peruntukan luas area kedatangan 1000 m2 , luas area keberangkatan 1238 m2 dan luas area bagasi/koper 750 m2.

"Dengan penambahan panjang dermaga ini, pelabuhan ini menerima kedatangan kapal cruise yang besar dan panjang, tercatat kapal pesiar Norwegian Star menjadi kapal terpanjang yang bersandar di sini , yakni mencapai 295 meter," lanjutnya.

Kadisparda Bali Anak Agung Gede Yuniartha Putra mengharapkan jumlah kunjungan kapal pesiar di Benoa dapat terus meningkat untuk membantu mencapai target kunjungan wisman 5,5 juta pada tahun ini. "Penambahan fasilitas dan meningkatkan layanan terutama soal air bersih, pengolahan sampah, sampai fasilitas di terminal sehingga kapal-kapal cruise tidak pindah sandar ke negara tetangga," ungkapnya.

Kabar gembira ini langsung disamhut baik Menteri Pariwisata Arief Yahya. "Problem solved, dua masalah kelar tentang hidografi dan kali ini soal tarif pelabuhan untuk Yacht, Super Yacht dan Cruise Ship. Berarti, kini tinggal dua issue lagi yaitu tentang perpajakan dan High Cost Economy," kata Menpar Arief Yahya.

Masalah tarif, Menpar Arief Yahya paparkan data benchmark biaya sandar yang 10%-15 % lebih mahal daripada Singapore, Malaysia dan Hongkong. Inilah critical yang harus segera diselesaikan. "Regulasi penurunan tarif sudah keluar, bisa diadu dengan Singapura. Tinggal kita pantau di Pelindo I, II, III, IV," pungkas Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×