Reporter: Shobihatunnisa Akmalia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kecenderungan para pedagang, terutama retail restoran dan kafe, banyak yang meninggalkan mal sebagai tempat mereka memasarkan produknya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran, Eddy Sutanto mengatakan, untuk generasi muda saat ini, mal sudah tidak lagi menarik, orang-orang sudah jenuh dengan gaya hidup mal.
"Rental dan orang-orang sudah jenuh (dengan) gaya hidup mall, apalagi generasi muda", ungkap Eddy kepada Kontan.co.id, Kamis (31/8).
Sekarang, banyak pedagang dan restoran yang lebih memilih menyewa di tempat-tempat ramai seperti bandara dan rest area. Akan tetapi, banyak juga restoran yang mengarah tempat-tempat eksklusif seperti PIK dan perumahan-perumahan.
Baca Juga: Gurita Properti Sukanto Tanoto, Ada Mal Mewah Singapura Hingga Eks Istana Raja Jerman
Menurut Eddy, hal ini terjadi lantaran jika suatu brand sudah menjadi brand destination, mereka tidak memilih mal sebagai tempat pemasarannya. Melainkan lebih memilih stand alone.
Lalu, menurut Eddy, retail juga memiliki prinsip VAT (Visibility, Accessibility, dan Traffic). Visibility memfokuskan pedagang dalam mencari tempat sewa yang mudah diakses oleh penglihatan konsumen.
Accessibility memfokuskan pedagang dalam mencari tempat yang mudah ditemukan dan di-reach out oleh konsumen.
Terakhir, traffic memfokuskan para pedagang untuk berusaha agar konsumen agar mengunjungi tempat/tenant-nya.
Untuk menentukan tempat/tenant mana yang berpotensi ramai dan cocok untuk pedagang/pemilik restoran membuka usahanya, menurut Eddy perlu memperhatikan sasaran segmen marketnya.
Pentingnya menentukan segmen pasar karena hal ini dapat mempengaruhi bagaimana bisnis ini berjalan kedepannya dan dapat memahami konsumen dengan lebih baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News