Reporter: Dimas Andi | Editor: Noverius Laoli
Rudy melanjutkan, untuk tahun ini pihaknya menyediakan capital expenditure (capex) atau belanja modal sekitar Rp 200 miliar. Namun, ia tidak menyebut secara rinci rencana penggunaan capex tersebut. “Kalau ekonomi sudah pulih, tidak menutup kemungkinan capex kami akan ditingkatkan,” ujarnya.
Sebagai informasi, di tahun lalu realisasi capex MAIN mencapai Rp 419 miliar. Nilai tersebut sebenarnya juga berkurang dibandingkan proyeksi awal capex MAIN di tahun 2020 yang berada di kisaran Rp 700 miliar. Hal ini terjadi seiring adanya pandemi Covid-19 yang membuat MAIN perlu menyesuaikan lagi belanja modalnya.
Dalam catatan Kontan, capex MAIN di tahun lalu digunakan untuk pembangunan pabrik pakan yang baru, feedmill, dan rumah potong ayam.
Baca Juga: Anak usaha Malindo Feedmill (MAIN) luncurkan tiga varian baru produk makanan beku
Direktur MAIN Lau Joo Hwa menambahkan, pihaknya memang berencana melanjutkan kembali pembangunan pabrik pakan ternak baru di Lampung. Pabrik tersebut diperkirakan dapat beroperasi pada akhir tahun nanti.
Pabrik bernilai investasi Rp 1,1 triliun ini sebenarnya sempat mangkrak sejak 2014 akibat persoalan lahan. Pihak MAIN hendak melanjutkan pembangunan pabrik tersebut namun kembali tersendat akibat pandemi Covid-19.
“Kami akhirnya mulai melanjutkan lagi pembangunan pabrik sejak bulan lalu,” kata Lau Joo Hwa.
Dengan keberadaan pabrik tersebut, MAIN membidik kenaikan kapasitas produksi pakan ternak menjadi 1,8 juta metrik ton per tahun.
Selanjutnya: Gabungan Perusahaan Makanan Ternak Memprediksi Permintaan Naik 20% Jelang Bulan Puasa
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News